Benarkah Obat Omicron Sudah Ditemukan? Mengenal Molmupilavir dan Postovit

- 18 Februari 2022, 17:11 WIB
Obat Molnupiravir
Obat Molnupiravir /Aloodokter/google

TRENGGALEKPEDIA.COM – Kabar merebaknya virus varian Omicron semakin banyak saja. Di Indonesia sendiri semakin banyak saja orang yang terinfeksi Covid-19 varian Omicron.

Kendati demikian ada kabar bahwasanya telah terdapat obat yang dipercaya mampu menyembuhkan omicron dan juga varian Covid-19 lainnya.

Obat- obat baru ini dipercaya bisa bisa meredukasi adanya virus Covid-19 di dalam tubuh.

Lantas apakah sebenarnya obat Molnupiravir dan Postovit ini? Apakah benar obat ini bisa berguna untuk menyembuhkan Covid-19?

Awal ditemukannya, Molnupiravir ini infonya adalah obat yang tidak ditujukan untuk mengobati Covid-19.

Obat tersebut sebenarnya digunakan untuk ensefalitis akut, namun penelitian pada akhir-akhir ini ternyata ditemukan bahwa obat itu memiliki efektivitas untuk mereduksi Covid-19.

Kedua obat yang telah disebutkan yakni Molnupiravir dan Postovit memiliki cara kerja yakni untuk anti virus oral.

Baca Juga: 5 Gejala Omicron Pada Orang Dewasa, Segera Cek dan Lakukan Pencegahan

Yakni obat yang diminum, bukan di injeksikan ke dalam tubuh. Mekanisme kerjanya adalah menghambat replikasi virus.

Replikasi virus dihambat dengan obat tersebut lewat penyumbatan enzim protease. Jadi di dalam sel parenkin paru, virus Covid ini akan bereplikasi dan memperbanyak diri. Setelah dia memperbanyak diri dan keluar sel dia akan menimbulkan badai sitokin.

Molnupiravir ini spesifik ke enzim yang namanya RDRP, sedangkan kalau Postovit lebih spesifik ke enzim protease. Jadi kedua enzim ini diharapkan bisa mencegah virus memperbanyak diri.

Postovit sendiri merupakan obat kombinasi dari dua anti virus yang pertama adalah Ritonavir dan kedua Nirmatrelvir.

Kedua obat baru Molnupiravir dan Postovit ini mengalami proses uji klinik yang cukup panjang.

Ada beberapa fase yang harus dilalui oleh obat baru dalam proses uji klinik. Molnupiravir dan Postovit sudah melewati uji klinik fase tiga.

Dikabarkan dari penelitian, Molnupiravir ini mampu mengurangi resiko orang masuk rumah sakit serta tingkat kematian hanya 50 persen dari 700 orang. sedangkan untuk Postovit akan semakin banyak lagi.

Sedangkan jika berbicara mengenai efek samping, kedua obat ini tidak begitu berbahaya efeknya. Molnupiravir dikabarkan memiliki efek samping diare pada orang yang  meninumnya. Sebanyak 3% dari 700 orang.

Selain itu ada efek samping mual muntah namun hanya dialami oleh beberapa orang saja.

Sementara untuk Postovit ini lebih kecil kemungkinan untuk mengalami efek samping. Efek samping yang ditimbulkan masih sama dengan Molnupiravir yakni diare.***  

Editor: Rendi Mahendra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x