7 Alasan Kenapa Sarjana Menjadi Pengangguran Padahal IPK 3,5

30 Juni 2021, 13:51 WIB
7 alasan sarjana banyak yang menjadi pengangguran di Indonesia. /https://ugm.ac.id/

TRENGGALEKPEDIA.COM – Lulus dari perguruan tinggi seringkali dikaitkan dengan pekerjaan di posisi yang bagus dan gaji yang menggiurkan.

Namun kenyataanya sarjana di Indonesia masih banyak yang menjadi pengangguran, padahal IPK mereka di atas 3,5.

Lantas apa yang membuat para sarjana  tersebut yang menganggur padahal IPK mereka rata-rata di atas 3,5?

Angelina Giovani seroang HR Recruiter menjawab pertanyaan itu di salah satu website tanya jawab.

Angelina mengatakan bahwa banyak faktor yang membuat sarjana menjadi pengangguran.

Berdasarkan pengalamannya menjadi HR Recruiter, salah satu penyebabnya meskipun IPK mereka tinggi, namun ilmu yang didapatkan dari kuliah tidak dapat dipraktekkan.

Tak hanya itu, para sarjana yang melamar pekerjaan juga mempunyai attitude yang kurang sopan.

Baca Juga: Lowongan Kerja Content Creator di Trenggalekpedia.com

Berikut ini 7 alasan  yang membuat banyak sarjana menjadi penggangguran dirangkum dari jawaban  Angelina Giovani:

1. IPK Tinggi Bukan Jaminan dapat Kerja

Menurut  Angelina, IPK tinggi tidak dapat menjamin seorang sarjana gampang mendapatkan pekerjaan.

Beberapa pengalaman yang pernah ditangani Angelina, ternyata banyak sarjana yang lulus dengan IPK tinggi justru tidak mampu menjawab ketika ditanya salah satu materi selama kuliah.

Hal itu, kemungkinan karena mereka mendapat nilai bukan karena memahami mata kuliah tersebut. Tapi karena membayar joki skripsi atau dengan cara curang yang lain.

2. Attitude

Pengalaman Angelina menangani sarjana yang lain yang membuatnya herana adalah attitude yang kurang sopan.

Para sarjana yang melamar pekerjaan tersebut, justru menggurui penanya ketika sesi wawancara, dan bukannya menjelaskan secara baik dan benar.

Selain itu, para sarjana juga tidak mampu mempromosikan dirinya ketika sesi wawancara.

Mereka malah menekuk wajah, tidak bersikap baik, dan juga tidak antusias. Padahal sikap tersebut juga dinilai oleh HR reckruiter.

3. Gaji Tidak Sesuai Kemampuan

Selain dua hal di atas, para sarjana tersebut juga tidak mampu mengukur kemampuan diri. Mereka justru meminta gaji setara manager, padahal baru lulus kuliah dan belum mempunyai pengalaman kerja.

4. Tidak Tahu Perusahaan yang Dilamar

Sebelum menentukan melamar pekerjaan di perusahaan, seharusnya seorang sarjana mengetahui latar belakang perusahaan tersebut. Tapi banyak sarjana yang tidak mau tahu mengenai hal tersebut.

5. Tidak tahu Jobdesk yang Dilamar

Parahnya lagi, mereka juga tidak tahu jobdesk yang dilamar. Tentu ini akan membuat mereka ditolak oleh perusahaan mana pun.

6. CV yang Tidak Rapi

Ternyata para sarjana tersebut juga tidak bisa membuat CV atau data diri mereka yang rapi. Tentu saja lamarannya akan diabaikan oleh HR.

7. Tidak Punya Pengalaman

Sarjana yang baru lulus kuliah akan kesulitan mencari kerja, jika selama kuliah tidak mempunyai pengalaman atau mengikuti organisasi, magang, atau menjadi volunteer.***

Editor: Rendi Mahendra

Tags

Terkini

Terpopuler