Ketahui Penyebab Depresi dan Cara Mencegah Agar Terhindar dari Depresi

1 Mei 2022, 20:30 WIB
ilustrasi depresi /pixabay

TRENGGALEKEPDIA.COM -Depresi atau dalam istilah medis disebut sebagai gangguan depresi mayor adalah gangguan mental yang mempengaruhi perasaan, cara berpikir dan cara bertindak seseorang.

Individu yang mengalami depresi cenderung merasa sedih dan kehilangan minat untuk melakukan aktivitas yang biasa dilakukan. Kondisi ini kemudian dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik hingga menurunkan kinerja pengidapnya.

Efek depresi dapat berlangsung lama atau bahkan berulang dan mampu memengaruhi kemampuan seseorang menjalani aktivitas sehari-hari. Depresi dapat memburuk dan bertahan lebih lama bila tak ditangani dengan tepat. Dalam kasus yang parah depresi memicu pengidapnya untuk melukai diri sendiri hingga menimbulkan pikiran bunuh diri.

  1. Faktor resiko depresi

Depresi umumnya terjadi pada remaja di rentang usia 20 hingga 30-an, meski semua rentang usia juga memiliki risiko tersendiri. Lebih banyak wanita dibandingkan pria yang didiagnosis mengidap gangguan mental ini, tetapi wanita lebih cenderung segera mencari pengobatan. Depresi yang dialami oleh usia paruh baya atau orang dewasa yang lebih tua dapat terjadi bersamaan dengan penyakit medis serius lainnya. Contohnya seperti diabetes, kanker, penyakit jantung, dan penyakit Parkinson.

Penyakit kronis tersebut sering kali lebih buruk ketika depresi hadir. Terkadang obat yang diminum untuk penyakit fisik ini dapat menyebabkan efek samping yang berkontribusi pada depresi.

  1. Penyebab bisa depresi

   Masalah biologis: Seseorang yang mengidap depresi kemungkinan mengalami perubahan fisik di otak. Meski begitu, tingkat signifikan dari perubahan ini belum diketahui secara pasti, meski akhirnya dapat membantu untuk menentukan sesuatu yang menyebabkannya.

   Gangguan kimia pada otak: Neurotransmitter adalah bahan kimia pada otak yang terbentuk secara alami dan disebut-sebut dapat berperan dalam depresi. Sebuah penelitian menyebut jika perubahan dalam fungsi dan efek neurotransmitter ini dapat memengaruhi stabilitas suasana hati sehingga memengaruhi tingkat depresi pada seseorang.

Gangguan hormon: Perubahan atau gangguan pada keseimbangan hormon dapat memicu terjadinya depresi. Hal ini kerap terjadi selama kehamilan dan beberapa minggu atau bulan setelahnya (pascapartum). Selain itu, seseorang yang mengalami masalah tiroid, menopause, serta beberapa kondisi lainnya juga memiliki risiko tinggi pada depresi.

  1. Gejala depresi melanda

Depresi bisa lebih dari sekadar keadaan sedih atau tertekan. Seseorang yang mengidap gangguan dalam tahap berat dapat menimbulkan berbagai gejala yang berbeda-beda. Beberapa gejala dapat memengaruhi suasana hati, tetapi juga dapat terjadi pada beberapa bagian tubuh.

Gejalanya juga mungkin saja menjadi akut atau hilang dan tumbuh. Seseorang dikatakan depresi apabila mengalami gejala di bawah ini hampir sepanjang hari setidaknya selama dua minggu.

Tidak semua orang yang mengalami depresi mengalami setiap gejala di atas. Beberapa orang hanya mengalami beberapa gejala sementara yang lain mungkin mengalami banyak gejala. Tingkat keparahan dan frekuensi gejala dan berapa lama gejala bertahan dapat bervariasi tergantung pada individu dan penyakitnya.

  1. Diagnosis

Dokter akan mendiagnosis depresi dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan psikologis, serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah jika diperlukan. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab depresi.

  1. Kompikasi

Depresi adalah gangguan mental serius yang bisa berakibat fatal bagi pengidap maupun keluarganya. Depresi sering kali menjadi lebih buruk bila tidak diobati, serta mengakibatkan masalah emosional, perilaku dan kesehatan yang memengaruhi setiap area kehidupan pengidapnya.

  1. Pengobatan

Hidup dengan depresi memang berat, tetapi pengobatan dapat membantu untuk meningkatkan kualitas hidup pengidapnya. Cobalah untuk menemui ahli medis untuk meminta beberapa metode pengobatan agar menjadi lebih baik. Apabila depresi masih tergolong ringan, perawatan diri sendiri mungkin masih bisa membantu.

Jika perawatan diri sendiri sudah tidak efektif, pengidapnya mungkin memerlukan konseling psikiater atau obat yang diresepkan dokter. 

  1. Pencegahan

Belum diketahui secara pasti langkah yang sangat efektif untuk mencegah depresi. Sebab sulit untuk mengenali segala hal yang menjadi penyebabnya, sehingga lebih sulit untuk melakukan pencegahan. Namun, jika kamu mengidap episode depresi, akan lebih baik untuk mencegah kekambuhan dengan mempelajari beberapa cara yang ampuh. Sebaiknya, segera kunjungi dokter apabila kamu mengalami tanda-tanda depresi untuk menentukan seberapa parah depresi yang kamu alami. Apabila depresi masih dalam kategori ringan, dokter biasanya merekomendasikan kamu untuk mengatur pola hidup menjadi lebih sehat dan melakukan konseling.***

Editor: Rendi Mahendra

Tags

Terkini

Terpopuler