Screamfree Parenting Pola Asuh Anak Tanpa Berteriak, Jangan Sampai Orang Tua Kehilangan Ikatan Emosional

- 4 Juni 2022, 18:10 WIB
Ilustrasi pola asuh anak.
Ilustrasi pola asuh anak. /Pixabay/Alexas Fotos/

TRENGGALEKPEDIA.COM - Berapa banyak orang tua yang menyesal  setelah marah-marah kepada anak sambil berteriak?

Berapa banyak juga orang tua yang jadinya "kehilangan" ikatan emosional pasca marah-marah sambil berteriak atau ngamuk pada anaknya?

Atau punya pengalaman pribadi terkait pengalaman ini?

Faktanya, Orang tua memiliki harapan pada anak. Tetapi anak juga punya harapan dan keinginan sendiri yang sebenarnya jauh lebih sederhana dibandingkan orang dewasa.

Apa yang diinginkan setiap anak ialah memiliki orang tua yang bisa tetap tenang, bahkan ketika dalam keadaan yang memanas.

Baca Juga: Cara Mencegah Hepatitis Pada Anak, Orangtua Wajib Tahu

Anak-anak menginginkan orang tua yang tidak terlalu cemas dan rentan terhadap reaksi spontan dan jauh lebih bisa berkepala dingin dibandingkan mereka yang memang masih anak-anak.

Karena anak akan belajar dari perilaku orang tuanya, maka dari itu orang tua harus fokus terhadap diri sendiri dulu baru menangani anak.

Karena pola asuh yang terbaik ialah tentang bagaimana orang tua mau belajar mengambil kendali emosional pada diri mereka sendiri.

Menyesal selalu datang belakangan, ya.

Jadi bagaimana memahami dan melakukan konsep asuh anak tanpa berteriak, histeris dan drama di hadapan anak?

ScreamFree bukan tentang menjadi orang tua yang sempurna dengan teknik pengasuhan yang sempurna untuk membesarkan anak-anak yang sempurna.

ScreamFree adalah tentang bagaimana Orang tua memastikan bahwa mereka bisa menjadi dewasa, dapat mengendalikan emosinya agar tidak reaktif terhadap situasi, berteriak atau mengamuk.

Lakukan hal berikut untuk memahami dan menerapkan konsep screamfree parenting pada anak:

1. Beri Ruang Pada Anak

Berikan anak ruang ekplorasi baik secara fisik maupun emosional.

Karena setiap anak berhak untuk mengembangkan dirinya dalam rumah yang aman dan tenang.

Bukan malah sebaliknya, dengan membuat diri mereka kacau secara fisik dan emosional.

2. Ubah Kosakata dalam Komunikasi

Jangan memberi label pada anak-anak. Segala bentuk label misalnya nakal, bandel, bodoh, pemalas dan lain sebagainya.

Hal ini bisa sangat merusak mental anak dan harus dihindari orang tua .

Usahakan untuk tidak memberikan label negative pada anak, karena hal ini hanya akan membuat mentalnya semakin menurun.

Ubah menjadi kalimat yang memotivasi, misalnya “wah kakak pintar sekali menggambar tapi alangkah baiknya kakak meningkatkan kemampuan dengan belajar secara rajin dan tekun, pasti hasilnya lebih bagus lagi”.

3. Tanggung Jawab Ada Pada Orang Tua

Orang tua  adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap anak-anak.

Ketika anak tantrum atau mengamuk orang tua  tidak bertanggung jawab terhadap perilaku anak.

Tetapi bertanggung jawab atas caranya menangani emosi dan tindakan sendiri.

Orang tua bertanggung jawab bagaimana mengatasi perilaku anak karena pola asuh yang salah, jangan menyalahkan anak jika ia nakal.

Bisa saja hal tersebut didapatkan si anak karena sering melihat tindakan orang tuanya, karena anak adalah peniru ulung terhadap perilaku orang tua.

4. Gunakan Konsep Pesawat

Gunakan konsep saat berada di pesawat, yaitu :

"Ketika dalam keadaan darurat, maka orang dewasa harus menggunakan masker oksigennya terlebih dahulu, setelah itu baru menolong anak".

Jadi, saat situasi kurang menguntungkan, fokuslah pada pengendalikan emosi, sebelum menangani anak.

5. Menerima Kegagalan Pada Anak

Menerima bahwa secara alami anak akan mengalami salah dan gagal. Tenangkan diri agar tidak reaktif terhadap kesalahan yang dibuat anak.

Setiap anak memiliki kekurangan dan kelebihan sendiri, maka dari itu orang tua harus mampu mengembangkan potensi yang ada pada diri anak.

Sehingga ia bisa berkembang dan memaksimalkan potensi pada diri, sehingga si anak bisa meraih keberhasilan.

Hal itu merupakan kunci keberhasilan dalam konsep screamfree parenting ini.

6. Belajar Teknik Pernafasan

Belajarlah teknik pernafasan sederhana, ambil jeda waktu.

Kemudian tarik nafas, lalu buang nafas beberapa kali, kendalikan diri dan pikiran.

Cobalah menjadi tenang dan sadar, apabila kamu dikuasai oleh emosi negatif.

Hal itu hanya akan membuat kamu untuk melewatkan atau bahkan kehilangan segala hal. ***

Editor: Rendi Mahendra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah