Biodata Tan Malaka, Pejuang Kemerdekaan Indonesia yang Lahir Pada Tanggal 2 Juni

2 Juni 2022, 15:18 WIB
Tanggal 2 Juni menjadi harikelahian dari salah seorang pejuang Indonesia, Tan Malaka. Berikut Ini Biodata lengkap Tan Malaka. /Tangkap layar perpusnas

TRENGGALEKPEDIA.COM – Aryikel ini akan memberikan informasi seputr biodata Tan Malaka salah seorang pejuang Indonesia yang lahir pada tanggal 2 Juni

Tan Malaka atau Nama lengkapnya Ibrahim Datuk Sutan Malaka merupakan salah seorang pejuang Kemerdekaan Indonesia.

Selain itu ia juga seorang pendiri partai Murba dan juga dikenal sebagai pahlawan Nasional Indonesia.

Beliau lahir pada tanggal 2 Juni 1897 di Sumatera Barat. Dalam sejarahnya Tan Malaka dikenal sebagai pejuang yang gigih. Ia memiliki banyak tulisan yang hingga kini masih dipandang dan digunakan.

Pikiran-pikiran Tan Malaka, masih sangat kat dan melekat pada bangsa indonesia, bahkan dahulu, buah pikir Tan Malaka juga dipandang dan digunakan oleh negara-negara besar pada waktu itu, seperti Tiongkok, dan Uni Soviet.

Baca Juga: Kota Ende NTT, Lokasi Upacara Hari Lahir Pancasila Menyimpan Fakta Sejarah yang Jarang Diketahui

Masa Muda

Nama asli dari Tan malaka Sendiri adalh Ibrahim, namun saat muda sampai dewasa ia lebih dikenal dengan Tan Malaka dengan mewarisi sebuah nama kehormatan dan semi-bangsawan, ia mewarisi dari latar belakang bangsawan ibunya.

Tan Malaka lahir di Nagari Pandam Gadang, sekarang bernama Suliki, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, yang saat itu berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda pada tanggal 2 Juni 1897.

Pendidikan

Tan Malaka kecil tinggal bersama Orang tuanya di Suliki dan belajar ilmu agama serta di beri pelatihan seni beladiri pencak oleh ayahnya pada tahun.

Pada tahun 1908, Tan Malaka bersekolah di Kweekschool sebuah sekolah guru negeri di Fort de Kock. Di Kweekschool, Tan Malaka belajar bahasa Belanda dan menjadi pemain sepak bola yang terampil.

Tan Malaka Lulus dari Kweekschool pada tahun 1913 dan kembali ke desanya dan mendapatkan gelar dan tawaran tunangan, namun Tak hanya memilih mendapatkan gelar saja dan mendapatkan Uang dari desanya.

Dengan uang tersebut Tan meninggalkan desa lagi untuk kembali belajar, dan kali ini ia belajar di luar negeri, Ia berlayar ke Rotterdam Belanda pada tahun 1913.

Selama berada di Eropa, Tan Malaka menjadi tertarik pada sejarah revolusi, serta teori revolusi sebagai sarana untuk mengubah masyarakat.

Ketertarikan Tan terhadap hal tersebut diinspirasi oleh buku De Fransche Revolutie, yang isinya berkaitan dengan revolusi Prancis dan peristiwa sejarah di Prancis dari tahun 1789 hingga 1804.

Selain itu tan juga mulai membaca karya-karya Friedrich Nietzsche, yang kemudian menjadi salah satu panutan politik pada saat itu.

Di belanda Tan Bertemu dengan salah satu pendiri Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV), cikal bakal Partai Komunis Indonesia (PKI). Dengan pertemuan tersebut Tan Malaka mulai tertarik pada Sociaal-Democratische Onderwijzers Vereeniging ini dan memutuskan untuk bergabung dengannya.

Tan lurus pada November 1919 dengan gelar diploma hulpactie.

Perjuangan

Setelah lulus stan kemudian kembali ke desanya dan kemudian menerima pekerjaan untuk mengajar anak-anak kuli perkebunan tembakau, di Sinembah, Tanjung Morawa, Deli, Sumatera Timur pada tahun 1919.

Dalam pengajarannya ini Tan juga masih berhubungan dengan ISDV dan menghasilkan beberapa karya tulisan untuk pers.

Ia menulis tentang kondisi yang sangat berbeda dalam hal kekayaan antara kapitasi dan pekerja. Tulisa tersebut berjudul Tanah Orang Miskin yang kemudian dimuat dalam Het Vrije Woord edisi Maret 1920.

Tahun 1921 Tan Malaka terpilih menjadi anggota Volksraad sebagai anggota kelompok sayap kiri, namun ia akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dari Volksraad pada februari 1921.

Setelah pengunduran diri tersebut Tan pindah ke Yogyakarta, Ia disana menulis proposal untuk sekolah tata bahasa.

Selain itu ia juga mengikut Muktamar ke-5 organisasi Sarekat Islam dan bertemu dengan sejumlah tokoh Islam terkemuka, termasuk H.O.S. Tjokroaminoto, Agus Salim, Darsono, dan Semaun.

Setelah Muktamar ke-5 organisasi Sarekat Islam yang membahas terkait keanggotaan ganda antara Sarekat Islam Merah dan Sarekat Islam merah, Semaun Meminta Tan Malaka pergi ke Semarang untuk bergabung dengan PKI, dan Tan menerima tawaran tersebut.

Dari sinilah kemudahan perjuangan Tan dengan PKI dimulai.

Di semarang tan bersama PKI disana mendirikan sekolah saingan untuk sekolah pemerintah yang bernama sekolah Sarekat Islam yang kemudian dikenal sebagai Sekolah Tan Malaka.

Setelah itu perjuangan tan Terus berlanjut hingga tan sangat dikenal dan dianggap sebagai ancaman oleh Hindia Belanda saat itu.

Beberapa kali Tan ditangkap dan Diasingkan ke berbagai tempat oleh pemerintahan pada waktu itu.

Dalam pengasingannya tersebut, Tan masih terus berjuang dengan tulisan-tulisannya sampai masa kemerdekaan.

Tan meninggal pada tanggal pada 21 Februari 1949 pada pelariannya dan meninggal dunia setelah dieksekusi mati oleh TNI di kaki Gunung Wilis, Selopanggung, Kabupaten Kediri setelah penangkapan dan penahanan di desa Patje.***

Editor: Okpriabdhu Mahtinu

Tags

Terkini

Terpopuler