Tragedi Kanjuruan, Ini Sosok Dirgen Aremania yang Dicari, Berikut Profilnya

12 Oktober 2022, 13:34 WIB
Tragedi Kanjuruan, Ini Sosok Dirgen Aremania yang Dicari, Beikut Profilnya /Wearearema.net/

TRENGGALEKPEDIA.COM - Kini, masih menjadi perbincangan publik mengenai klub asal Malang yaitu Arema FC. Karena pada tanggal 1 Oktober 2022 ada tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, yang menewaskan lebih dari 100 orang meninggal dunia, karena kericuhan yang melibatkan polisi menggunakan gas air mata.

Berbicara mengenai Arema tentu tidak lepas dari drigennya yang cukup terkenal yaitu Yuli Sumpil. Adapun mengenai Yuli Sumpil, berikut profilnya.

Profil Yuli Sumpil

Yuli Sugianto atau yang akrab disapa Yuli Sumpil dan status sebagai dirigen Aremania tak bisa dipisahkan. Pria yang hari dipanggil demikian sesuai dengan tempat kelahirannya, Jalan Sumpil Gang I, RT.3/RW.4 Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

Aremania kelahiran Malang, 14 Juli 1976 itu kerap berpenampilan nyentrik, yang sudah lama menjadi ciri khasnya. Mulai dari topi yang tak pernah lepas dari kepalanya, tindikan di kedua telinganya, serta kaus dan jaket Aremania yang selalu melekat di tubuhnya menjadi pemandangan wajar di tiap penampilannya. Menurutnya, atribut itu membuatnya makin semangat kala mendukung Arema di stadion atau pun dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak fakta menarik tentang kisah perjalanan hidupnya, dari masa kecil, kehidupan keluarga, kebanggaannya sebagai Aremania, hingga kisah cintanya yang dirangkum Ngalam.co dari berbagai sumber. Sebagai Aremania, sangat disayangkan jika kita tak mengenali lebih dekat sosok dirigen yang satu ini.

Seorang dirigen, layaknya seorang konduktor dalam pertunjukan orkestra, adalah orang yang memimpin para suporter untuk menyanyi dan menari dalam sebuah pertandingan sepakbola. Lagu apa yang harus dinyanyikan dan gerakan tubuh macam apa yang mesti dilakukan semua keputusan ada di tangan dirigen. Semakin kreatif sang dirigen, maka semakin atraktif lah gerakan para Aremania yang mengikutinya.

Di era Ligina saat Arema masih bermain di Stadion Gajayana, Aremania punya dua dirigen. Selain Yuli juga ada sosok Yosep, yang biasa dipanggil El Kepet.

Menurut pendapat mayoritas Aremania, seseorang dipilih menjadi dirigen karena penampilannya yang menarik, ceria, dan nyentrik, dan lain-lain. Seorang dirigen juga wajib memiliki kemampuannya berkomunikasi dengan suporter lain, dan yang tak kalah pentingnya adalah kemampuan membangkitkan semangat suporter untuk terus memotivasi tim yang didukung.

Menjadi Dirgen Aremania

Di kalangan Aremania, memilih dirigen tak serumit Pilkada. Tak ada pemungutan suara yang berlangsung dengan ketat seperti Pilpres. Penunjukan sosok dirigen di kalangan suporter biasanya dengan cara yang sulit dijelaskan, semuanya hampir kebetulan saja, sebelum sebuah pertandingan sepakbola dimainkan. Namun begitu seorang dirigen terpilih, jabatan itu akan disandangnya terus, tanpa batas waktu yang jelas, sampai ia mengundurkan diri atau kehilangan kharisma dan kemampuan untuk memimpin.

Begitulah, lebih dari tujuh tahun lalu Yuli dan Kepet terpilih begitu saja sebagai dirigen Aremania. Hanya kepada mereka berdualah Aremania seisi stadion mau ‘tunduk’.

“Mungkin saya dipilih karena berambut gondrong dan suka menari sambil memanjat pagar pembatas lapangan. Kalau Kepet mungkin karena ia punya banyak teman. Ia kan tinggal dekat stadion,” kata Yuli dalam sebuah kesempatan wawancara dengan media lokal.

Di Stadion Gajayana Malang, markas Arema, Yuli dan Kepet mesti berbagi wilayah kekuasaan. Wilayah kekuasaan Yuli adalah tribun bagian timur, tepat di bawah papan skor. Wilayah Kepet adalah tribun bagian selatan. Sementara tribun VIP dibiarkan tanpa dirigen.

Saat Arema pindah homebase ke Stadion Kanjuruhan, Yuli pun ikut pindah singgasana ke stadion tersebut, meski jarak yang ditempuh dari rumahnya praktis lebih jauh dari biasanya. Dia tetap mengambil posisi di bawah papan skor. Sementara itu El Kepet tak ikut karena telah mengundurkan diri sebelumnya.

 

Demikian ulasanya, mengenai Yuli Sumpil.***

Editor: Rendi Mahendra

Tags

Terkini

Terpopuler