Secara teori, mutasi virus adalah proses disebabkan adanya kesalahan saat memperbanyak diri dan virus anakan tidak sama dengan induknya (parental strain).
Namun pada prinsipnya, varian virus dapat terus bertambah khususnya saat pandemi masih berlangsung.
Hal itu disebabkan lantaran banyaknya jumlah penularan yang terjadi di masyarakat.
Mutasi yang dilakukan virus, lanjut Wiku, adalah upaya untuk bertahan hidup dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Baca Juga: Daftar di oss.go.id, BLT UMKM Rp1,2 Juta Dialnjutkan Maret 2021
Alhasil, virus baru hasil mutasi tersebut akan menjadi varian. Hal ini sebagaimana dilansir Trenggalekpedia.com dari Pikiran Rakyat dalam artikel "Muncul Kabar Simpang Siur, Wiku Adisasmito Beri Penjelasan Terkait Mutasi Virus Corona B117".
Kemudian, apabila varian menunjukkan sifat fisik yang baik dan jelas maupun sama serta berbeda dengan virus aslinya, maka varian akan disebut sebagai strain.
Dalam hal ini, para peneliti di dunia termasuk di Indonesia terus meneliti mutasi dan varian baru yang muncul. Untuk mengetahui dampaknya dan solusi menghadapinya.
Baca Juga: Membelot! Puluhan Polisi Myanmar Cari Perlindungan ke India
Saat ini juga beberapa varian virus yang sudah ditemukan menyebar secara global, yakni varian B117 di Inggris, B1351 di Afrika Selatan yang merupakan hasil mutasi dari virus B117, dan varian P1 di wilayah Brazil.