Mengenal Rudal Balistik, Ternyata Begini Cara Kerja Rudal Balistik yang Ditakuti Musuh saat Dioperasikan

23 Maret 2022, 07:25 WIB
Rudal balistik memiliki sistem pengendalian secara otomatis untuk mencari target yang akan dihantam dalam medan perang. /Wikilmages/

TRENGGALEKPEDIA.COM - Di dunia militer, Alutsista yang sangat ditakuti jika telah dioperasikan pihak musuh adalah peluru kendali atau juga disebut rudal balistik.

Rudal balistik memiliki sistem pengendalian secara otomatis untuk mencari target yang akan dihantam dalam medan perang.

Rudal ini bisa terbang pada ketinggian sub-orbit melalui jalur balistik, sehingga disebut peluru kendali balistik.

Rudal balistik hanya dapat dikendalikan di tahap peluncurannya saja. Lantas, bagaimana cara kerja rudal balistik?

Dalam sejarahnya, senjata peluru kendali ini pertama kali digunakan oleh Negara Jerman di masa Perang Dunia II.

Baca Juga: Dibuka Besok, Ini Link Pendaftaran UTBK-SBMPTN Lengkap: Ada UI Hingga ITB

Saat itu roket balistik V1 dan rudal balistik V2 menjadi senjata paling hits dengan sistem autopilot sederhana.

Rudal Balistik yang dikembangkan oleh NAZI Jerman sekitar tahun 1930an-1940an tersebut dalam perkembangannya diprakarsai oleh Walter Dornberger.

Rudal balistik V2 sukses melakukan uji coba pada 23 Oktober 1942, lalu dioperasikan secara resmi pada 6 September 1944 melawan Paris.

Dalam peperangan yang berlangsung hingga Mei 1945 ini tercatat lebih dari 3000 rudal balistik V2 telah ditembakkan.

Setelah berhasil membuat Paris porak poranda, 2 hari kemudian serangan tersebut terjadi di London.

Rudal balistik antar benua atau disebut ICBM (Intern Continental Ballistic Missile) sangat berpengaruh pada jangkauannya.

Semakin besar muatan maka akan semakin mengurangi jangkauannya. Karena itu, ICBM sangat efisien jika diberi muatan hulu ledak nuklir yang sangat ringan. Tapi tetap mempunyai daya ledak yang luar biasa.

Sesuai namanya, Rudal balistik antar benua ini mampu melakukan perjalanan satu benua ke benua lainnya. Dalam peluncurannya ICBM akan begerak seperti gerak parabola.

Lalu ada berapa tahapan peluncuran rudal balistik ini?

Pertama, tahap boost atau disebut juga tahap peluncuran. Tahap ini bekerja akibat dorongan dari mesin roket.

Selama tahap ini roket mengirimkan ICBM ke udara, saat didorong ke udara roket meluncur selama 2-5 menit.

Itupun terbagi atas 3 roket. Masing-masing roket akan mengudara setelah adanya tahap pembakaran.

Setelah pembakaran roket pertama berhenti, lalu ke roket kedua yang melanjutkan pembakaran dan penerbangan, kemudian roket ketiga akan diluncurkan. Roket akan terbang ke angkasa dengan ketinggian 400 km.

Baca Juga: Pendaftaran UTBK-SBMPTN DIBUKA BESOK, Ini Waktu Pelaksanaan Serta Cara Daftarnya!

Rudal balistik memiliki daya jangkau hingga 5500 km dan dirancang untuk mengirimkan 1 sampai 2 hulu nuklir.

Roket ini memiliki bahan bakar proporlan cair dan padat. Proporlan cair umumnya membakar lebih lama di tahap dorongan dibanding dengan proporlan padat.

Proporlan padat mampu memberikan energi besar secara cepat karena pembakarannya lebih cepat.

Umumnya negara yang masih awal mengembangkan rudal balistik masih menggunakan proporlan cair karena teknologinya mudah dipelajari.

Namun tidak menutup kemungkinan lain apabila sudah berhasil mengembangkan proporlan cair maka akan mempelajari dan menggunakan bahan bakar proporlan padat agar penggunaan waktu yang lebih efisien.

Kedua, fase rudal. Pada fase ini rudal balistik berada di atmosfer bumi dan bergerak sesuai lintasan balistiknya dengan kecepatan 30.000 km/jam.

Tahap terakhir memasuki atmosfer bumi dengan ketinggian rata-rata 100km dan kecepatan rata- rata 4km/detik. Pada tahap ini langsung mengenai targetnya dengan cepat.

Beberapa negara yang memiliki rudal balistik adalah Amerika Serikat, Rusia, China, Korea Utara, dan India.***

Editor: Dani Saputra

Tags

Terkini

Terpopuler