Abdul Wahid Hasyim kecil belajar di Madrasah Salafiyah di Pondok Pesantren Tebuireng, ia telah mengkhatamkan Alquran pada di usia yang cukup muda yakni usia 7 tahun.
Selanjutnya pada usia 13 tahun Abdul Wahid Hasyim melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Siwalan Panji di Kabupaten Sidoarjo.
Namun, ia hanya dapat bertahan selama sebulan. Ia kemudian pindah belajar ke Pondok Pesantren Lirboyo. Namun juga mengalami hal yang sama ia hanya bertahan selama beberapa minggu saja.
Akhirnya, pulang untuk belajar mandiri di rumahnya sendiri. Dalam pembelajarannya ini ia mempelajari bahasa Arab hingga mahir. Setelahnya ia mempelajari alfabet Latin sekaligus belajar bahasa Belanda dan bahasa Inggris.
Selanjutnya ia belajar di makkah bersama sepupunya, Muhammad Ilyas Pada tahun 1932, Muhammad Ilyas merupakan orang yang mengajari Wahid dalam belajar Bahasa Arab hingga ia fasih berbahasa Arab. Sehingga ia menguasai tiga bahasa asing, yakni Arab, Inggris, dan Belanda.
Peran dalam kemerdekaan dan perpolitikan Indonesia
Dalam sejarah Indonesia Abdul Wahid Hasyim memiliki peran yang besar dalam kemerdekaan dan perpolitikan Indonesia, dalam kemerdekaan Abdul Wahid Hasyim memiliki peran sebagai:
- Anggota BPUPKI dan PPKI, yang Merupakan panitia pengupayaan dan persiapan kemerdekaan.
- Salah satu penggagas Sila pancasila, yakni sila Ketuhanan yang Maha Esa.