Sejak saat itu, Hope tinggal dalam kegelapan dan kesedihan yang mendalam. Alkohol menjadi alat yang digunakan sebagai pelarian.
Keadaan tidak membaik, kelakuannya justru membuat hak asuh anak terhadapnya dicabut dan tempat tinggalnya disita.
Hope pun menjadi semakin terpuruk dan terpuruk lagi. Dengan berbagai kepahitan yang telah dialami, Hope tidak ingin kehilangan terlalu banyak lagi. Dia ingin bangkit.
Setidaknya hak asuh atas anak semata wayangnya bisa kembali dan membangun ulang kehidupannya.***