TRENGGALEKPEDIA.COM - Meskipun belum resmi dilantik menjadi Bupati Kediri periode 2021-2026, Hanindhito Himawan Pramana, memperhatikan penerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daearah (APBD) di Kabupaten Kediri.
Saat disinggung masalah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa), Dhito, sapaan akrabnya, akan segera mengevaluasi penyerapan anggaran. Pasalnya, Silpa selama satu periode terakhir ini terbilang masih cukup besar.
Berdasarkan informasi yang dihimpun TRENGGALEKPEDIA.COM, Silpa di Kabupaten Kediri selalu menunjukkan besaran angka yang cukup besar, mulai Rp300 miliar sampai Rp500 miliar.
Baca Juga: Hampir Dua Tahun, NCT 127 Rilis Album Jepang Pertamanya
Angka Silpa dalam APBD seharusnya adalah nol untuk menunjukkan penyerapan anggaran sudah 100 persen atau maksimal.
"Nantinya saya akan meminta ke sejumlah OPD terkait untuk memulai menginventarisir mulai dari aset dan sebagainya," tuturnya, Rabu 17 Februari 2021.
Evaluasi ini diharapkan OPD mana yang diduga alami serapan anggaran rendah. Dhito khawatir, Silpa yang begitu besar karena salahnya perhitungan.
Baca Juga: Pelantikan Bupati Kediri Ditunda, Sekda Pemkab Kediri Jadi Pelaksana Harian
"Kalau sudah tahu OPD mana saja yang serapannya rendah, kami akan lalukan sejumlah perencanaan yang matang," katanya.
"Saya meminta ke semua OPD untuk melihat mana saja pos anggaran yang efisien dan mana yang belum efisien sehingga kami bisa reduce posnya dan Silpa sebegitu besar ini bisa kami alokasikan ke program-program lainnya yang lebih tepat sasaran," imbuhnya.
Menurut Dhito, setidaknya maksimal Silpa itu diangka Rp100 miliar. "Sekali lagi, ini bukan pekerjaan yang mudah, kami perlu kerja keras lagi dan perlu adanya sinergi yang jauh lebih baik lagi dimasing-masing OPD," tegasnya.
Baca Juga: Ini Pemain eSport Terkaya di Dunia , Pemain Indonesia Urutan Berapa?
Sebagai informasi, Silpa anggaran APBD Kabupaten Kediri selama kurun waktu terakhir ini, tahun 2015 mencapai Rp650 miliar, tahun 2016 mencapai Rp473 miliar, tahun 2017 mencapai angka Rp425,534 miliar, tahun 2018 menecapai Rp400 miliar, dan tahun 2019 mencapai Rp500 miliar.***