Apa itu Padepokan Tunggal Jati Nusantara yang Lakukan Ritual Maut di Pantai Payangan Jember?

- 14 Februari 2022, 14:12 WIB
Apa itu Padepokan Tunggal Jati Nusantara yang Lakukan Ritual Maut di Pantai Payangan Jember?
Apa itu Padepokan Tunggal Jati Nusantara yang Lakukan Ritual Maut di Pantai Payangan Jember? /

TRENGGALEKPEDIA.COM   Kelompok yang menamakan dirinya Padepokan Tunggal Jati Nusantara (Padepokan Garuda Nusantara) melakukan ritual yang berujung mau di Pantai Payangan, Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada Minggu 12 Februari 2022.

Ritual maut di Pantai Payangan Jember tersebut diikuti oleh 20 orang pengikut Padepokan Tunggal Jati Nusantara.

“Nanti kami lihat apa ada indikasi pidana," terang Kapolres Jember, AKBP Hery Purnomo dikutip dari Antaranews, pada Senin 14 Februari 2022.

Lantas apa itu Padepokan Tunggal Jati Nusantara yang melakukan ritual maut di pantai Payangan Jember?

Menurut Bupati Jember Hendy Siswanto, Padepokan Tunggal Jati Nusantara mempunyai nama lain Padepokan Garudan Nusantara.

Kelompok tersebut terbilang masih baru dan belum mempunyai ijin untuk melakukan kegiatan.

Lebih lanjut Hendy Siswanto menjelaskan bahwa  kelompok Padepokan Tunggal Jati Nusantara sebelumnya tidak melakukan ritual di pantai.

Baca Juga: Diduga Pembunuhan, Seorang Anak Lelaki Pemilik Toko di Nganjuk Tewas Bersimbah Darah

Kelompok Padepokan Tunggal Jati Nusantara itu biasa melakukan ritual di sungai.

Bahkan menurut Hendy Siswanto, Pembkab Jember sudah memberikan peringatan akan terjadi gelombang tinggi di pantai tersebut.

Sementara itu salah satu pengikut Padepokan Tunggal Jati Nusantara mengaku bahwa ritual di Pantai Payangan tersebut dilakukan untuk membuang sial.

“Saya ngikut ngaji baru dua bulan,” kata Jumadi pengikut Padepokan Tunggal Jati Nusantara.

Jumadi menjelaskan bahwa ritual yang dilakukan Padpeokan Tunggal Jati berupa tawasul dan ayat qursi, sholawat, sambil melingkar dan berpegangan tangan.

“Baca tawasul dan ayat kursi, sholawat, dan melingkar berpegangan tangan” ungkapnya.

Seperti diketahui setidaknya dari 20 orang pengikut Padepokan Tunggal Jati Nusantara tersebut, 11 di antaranya meninggal dunia akibat diterjang gelombang tinggi di Pantai Payangan.

Mulanya mereka menggunakan Minibus Elf dengan Nopol DK-7526-VF untuk menuju Pantai Payangan, Jember.

Di dalam minibus tersebut terdapat 24 orang, termasuk satu balita, sopir, dan dua lansia.

Setibanya di Pantai Payangan, 20 orang dari pengikut Padepokan Tunggal Jati Nusantara menuju pantai untuk melakukan ritual.

Sedangkan 4 orang lainnyayang terdiri dari sopir, balita, dan lansia menunggu di sekitar parkiran.

Saat ritual itu berlangsung selama 1 jam tiba-tiba ombak besar menghantam kelompok itu.***

Editor: Rendi Mahendra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x