7 Tokoh NU yang Mendapatkan Gelar Pahlawan, KH Zainal Mustofa hingga KH Hasyim Asyari

- 18 Mei 2022, 11:06 WIB
KH Hasyim Asy'ari.
KH Hasyim Asy'ari. /Tangkapan layar Instagram/ @apr.ipnuippni.banaran

TRENGGALEKPEDIA.COM - Nahdlatul Ulama atau yang biasa disebut NU merupakan organisasi yang sering melahirkan tokoh bangsa. Di antara para tokoh tersebut, ada beberapa tokoh yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional. berikut daftar tokoh Nahdatul Ulama yang mendapatkan gelar pahlawan:

1. Hadratusshekh KH Hasyim Asyari

Hadratusshekh KH Hasyim As'yari merupakan tokoh utama dan pendiri Nahdatul Ulama.Salah satu  pemilik gelar Akbar NU sampai beliau menghembuskan nafas terakhirnya.

Ia mendapatkan gelar  pahlawan nasional pada tanggal 17 November 1964 karena  jasa-jasanya melawan dan mengusir penjajah.

Salah satu pengabdiannya untuk negeri ini adalah memutuskan NU mengeluarkan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945. Kemudian tanggal itu ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional.

2. KH Abdul Wahid Hasyim

KH Abdul Wahid Hasyim yang merupakan  putra dari Hadratusyekh KH Hasyim As'yari yang merupakan ayah dari presiden keempat Republik Indonesia KH Abdurrahmann Wahid.Yang merupakan  anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Di Pondok Pesantren Tebuireng, Wahid Hasyim merintis masuknya ilmu-ilmu umum ke dalam dunia pondok pesantren. Beliau resmi mendapat gelar sebagai pahlawan nasional pada 17 November 1960.

3.  KH Zainal Mustofa

Merupakan tokoh NU yang berasal dari Tasikmalaya yang menjadi salah satu perwakilan Rais Syuri.Beliau satu-satunya kiai yang berani terang-terangan menentang penjajah Belanda.

Ketika Belanda kalah dan berlanjut dengan penjajah Jepang, KH Zainal Mustafa tetap menolak kehadiran mereka.Beliau juga mengajak murid-muridnya berperang dengan Jepang. Karena jasanya itulah, ia mendapat gelar pahlawan nasional pada tahun 1972.

4. KH Zainul Arifiin

KH Zainul Arifin, seorang tokoh NU yang berasal Sumatera Utara.Mulai  aktif di NU sejak usia belia. Beliau juga berjasa dalam pembentukan kekuatan semi-militer Hizbullah, dan menjadi panglima tertinggi.

Ia pernah menjadi perdana menteri Indonesia, yaitu Ketua DPR-GR. Selain itu,juga berperan menjadi anggota badan kerja Komite Nasional Pusat. Pemerintah memberi gelar sebagai pahlawan nasional pada 4 Maret 1963.

5. KH Abdul Wahab Chasbullah

KH Abdul Wahab Chasbullah salah satu pendiri NU, beliau salah satu pendiri kelompok diskusi Tashwirul Afkar (Pergolakan Berpikir), pendiri Madrasah Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Negara), dan pendiri Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Pedagang).

Pada tahun 1924, sudah diusulkan bahwa sebuah asosiasi ulama dibentuk untuk melindungi kepentingan kaum tradisionalis.

Kemudian usul itu  diwujudkan dengan mendirikan NU pada tahun 1926 bersama kiai lainnya. Ia salah satu penggagas MIAI dan pernah menjadi Rais 'Aam PBNU. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada 29 Desember 1971 dan mendapatkan gelar pahlawan pada 8 November 2014.

6. KH Idham Chalid

KH,Idham Cholid pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia pada saat Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda. Selain itu ia juga pernah menjabat sebagai Ketua MPR dan Ketua DPR.

Selain bergelut di bidang politik,beliau juga pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada tahun 1956-1984. Hingga saat ini, tetap menjadi  ketua organisasi massa yang dibentuk oleh kiai dengan masa jabatan terlama.

Atas jasa-jasanya itu , ia mendapatkan gelar sebagai pahlawan pada 8 November 2011. Kemudian pada tanggal 19 Desember 2016, Pemerintah memasang fotonya dalam uang kertas rupiah baru, Rp. 5.000,- .

7. KH As'ad Syamsul Arifin

KH As'ad Syamsul Arifin salah satu kiai yang ikut berperang melawan penjajah dan menjadi pemimpin untuk para pejuang di Situbondo, Jember dan Bondowoso, Jawa Timur.

Pada masa revolusi fisik, Kiai As'ad menjadi motor penggerak massa dalam pertempuran melawan penjajah pada 10 November 1945. Setelah kemerdekaan, Kiai As'ad menjadi penggerak sosial ekonomi masyarakat.

Beliau menyerap aspirasi warga dan kemudian mendorong pemerintah daerah, menteri, dan presiden untuk mewujudkan pemerataan pembangunan. Kiai As'ad berperan memberi penjelasan kepada masyarakat  bahwa kedudukan Pancasila tidak akan mengganggu nilai-nilai agama Islam. Atas jasa-jasanya itu, mendapat Penghargaan sebagai Pahlawan pada 9 November 2016.

Editor: Rendi Mahendra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x