Apa Itu Fetish? Kenali Jenis hingga 5 Tingkat Bahaya Fetish

- 21 Agustus 2021, 13:43 WIB
Apa Itu Fetish? Kenali Jenis hingga 5 Tingkat Bahaya Fetish
Apa Itu Fetish? Kenali Jenis hingga 5 Tingkat Bahaya Fetish /Freepict

TRENGGALEKPEDIA.COM - Viral pengakuan salah satu model asal Malang, Jawa Timur menjadi salah satu korban fetish.

Apa itu fetish? Menurut Dokter (dr) Al Ghufron, fetish adalah rangsangan seksual berlebihan terhadap benda-benda mati, bagian tubuh non genital, atau pada hal tertentu.

Jika seseorang merasa gairah seksual meningkat saat melihat objek dan benda mati atau melihat bagian tubuh tertentu non genital, bisa saja orang tersebut memiliki penyimpangan seksual.

Melansir dari kanal YouTube al ghufron, jika fetish seksual menyebabkan ganguan psikososial yang signifikan bisa berdampak merugikan dalam aspek kehidupan seseorang.

Apabila hal ini terjadi, orang ini termasuk fetish disorder. Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) V, masuk ke dalam kategori paraphilia.

dr. Al Ghufron menjelaskan, kondisi seseroang yang masuk dalam kategori fetish paraphilia ini yakni dia merasa terangsang saat berfantasi dan melakukan perilaku seksual yang tak biasa.

"Seperti pedophilia, sexual masochism, exhibitionism, sexual sadism, veyeurism, transvestism, frotteuristic disorder, dan termasuk di dalamnya fetish disorde," jelas dr. Al Ghufron, menyadur dari kanal YouTube miliknya.

Baca Juga: Viral Fetish Mukena, Muncul Fetish Perban Mata, Mumi, Hingga Pocong Kain Jarik: Bikin Merinding

Menurut dr. Al Ghufron, orang-orang yang mempunyai fetish disorder akan merasa terangsang dan memiliki kepuasan seksual saat melihat, mengusap, menjilat, atau mencium benda serta anggota tubuh yang disukai.

Namun, seseorang yang termasuk fetish disorder ini juga dapat merasa terangsang secara seksual hanya dengan melihat foto atau gambar dari sebuah objek.

Meskipun demikian, dr. Al Ghufron menilai, seseorang memiliki fetish merupakan hal yang wajar.

Tapi, dalam batasan tertentu, fetish merupakan sebuah gangguan dengan disebut fetish disorder.

"Fetish yang sudah masuk dalam kategori disorder atau dinilai sebagai gangguan, jika sudah mengganggu fungsi sosial," ujarnya.

Misalnya, kata dr. Al Ghufron, seseorang nekat mencuri jemuran atau benda lainnya untuk melampiaskan hasrat seksual.

Selain itu, fetish dikatakan mengganggu jika seseorang tidak merasa terangsang tanpa benda atau objek tertentu.

Baca Juga: Setelah Viral Fetish Mukena di Malang, Ketahui 15 Macam Fetish Aneh: Mulai dari Kentut hingga Knalpot Motor

Bahaya Fetish

1. Pemuja (desires)

Pada tingkat ini, fetish seseorang tidak mengganggu kehidupan sosial atau terkait hal seksualitas.

Misalnya, seseorang mengidamkan memiliki pasangan dengan bibir tipis maupun berhidung mancung, namun kehidupan dan seksualitas orang tersebut tetap normal meskipun apa yang diidamkan tidak terpenuhi.

2. Pecandu (cravers)

Tingkat pecandu merupakan tingkat lanjutan dari tingkat pemuja.

Jika seseorang dalam tahap ini, psikologi mendorong untuk memenuhi kriteria yang didambakannya.

Apabila tidak terpenuhi, orang tersebut akan terganggu untuk hasrat sesksual atau merasa tidak terangsang.

3. Fetish Menengah

Ini merupakan tingkat yang berbahaya. Menurut dr. Al Ghufron, jika tidak terpenuhi fetish yang didamkan, makan bisa saja seseorang melakukan hal nekat.

Seperti memaksa, menculik, menyiksa, atau hal-hal sadis lainnya.

4. Fetish Tingkat Tinggi

"Ini lebih berbahaya dari tingkat sebelumnya, karena dia tidak akan peduli dengan hal lain di luar fetihs-nya," jelas dr. Al Ghufron.

Sebagai contoh, jika seseorang memiliki ketertarikan dengan stoking wanita, maka orang tersebut hanya membutuhkan stoking tanpa sosok wanitanya.

Jika seseorang tertarik dengan salah satu bagian tubuh, maka dia akan fokus pada bagian tubuh tersebut tanpa mempedulikan orang lain.

5. Fetishistic Murderes

Pada tingkat ini, seseorang orang berada pada tingkat paling parah.

Ini lantaran, seseorang rela membunuh hingga memutilasi demi memuaskan fetish yang diinginkan.

"Misalnya, memutilasi bagian tubuh dari seseorang yang menjadi objek yang diingkan tanpa mempedulikan orang itu," kata dr. Al Ghufron.***

Editor: Okpriabdhu Mahtinu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah