Tidak Hanya Partai Demokrat, 6 Partai Ini Juga Pernah Mengalami Konflik Internal Berujung KLB

7 Maret 2021, 15:43 WIB
Ilustrasi Partai Demokrat terbelah /Ahyar/Arahkata

TRENGGALEKPEDIA.COM - Ketegangan yang terjadi di internal Partai Demokrat akan berpotensi dan berujung pada dualisme kepengurusan partai politik.

Dalam sejalah politik Indonesia, dualisme dalam kepengurusan partai bukanlah sesuatu yang baru setelah adanya konflik internal berkepanjangan.

Dualisme kepemimpinan Partai Demokrat terbelah setelah beberapa kader senior mengadakan Kongres Luar Biasa atau KLB di Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat, 5 Maret 2021.

Baca Juga: Ricuh, Warga Ditembaki dan Dipukuli saat Pasukan Keamanan Myanmar Lakukan Penggerebekan Malam Semalam

Dualisme kepemimpinan partai bukan sekali ini terjadi. Beberapa partai tercatat juga pernah mengalami konflik internal yang berujung perpecahan dan menggugat ke pengadilan.

1. PDI

Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai ketua umum dalam Kongres Luar Biasa PDI di Surabaya tahun 1993.

Akan tetapi pada Juni 1996, Suryadi diangkat menjadi ketua umum dalam Kongres di Medan yang disinyalir penuh rekayasa rezim Orde Baru.

Baca Juga: CPNS Tahun 2021 Akan Buka 1,3 Juta Formasi, Calon Pendaftar Bedakan Dahulu antara PPPK dan PNS

Perpecahan di internal PDI semakin kompleks setelah sebulan kemudian pendukung Suryadi menyerbu kantor pusat PDI. Di mana pada 27 Juli 1996 kantor tersebut masih diduduki oleh pendukung Megawati.

2. Partai Golkar

Sejak era reformasi, partai berlambang pohon beringin tersebut sudah berkali-kali mengalami konflik internal.

Pada tahu 1998, dua partai politik baru telah muncul pasca Munas, yaitu Partai Keadilan dan Persatuan (kini PKPI) dan Partai Karya Peduli Bangsa.

Baca Juga: Pembaruan Sistem CAT BKN  CPNS 2021 Berbasis Online di Masa Pandemi, Ini Prosedur untuk Peserta

Tidak hanya sampai di situ, pasca Munas partai Golkar 2004, dua partai politik juga terbentuk, yaitu Partai Hanura yang dibentuk oleh Wiranto dan Partai Gerindra bentukan Prabowo Subianto.

3. PKB

Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang waktu itu menjabat Ketua Umum Dewan Tanfidz PKB sedang berseteru dengan Gus Dur yang menjabat sebagai Dewan Syuro PKB, peristiwa tersebut terjadi pada 2007-2008.

Dalam rapat pleno yang dilakukan oleh Dewan Syuro dan Dewan Tanfidz PKB, Gus Dur akhirnya memecat Cak Imin sebagai Ketua Umum PKB.

Baca Juga: Kisruh KLB dan Ketum Demokrat, Fahri Hamzah: Rakyat Diurus Siapa?

Karena tidak suka dengan cara Gus Dur, Cak Imin menggelar Musyawarah Luar Biasa di Hotel Mercure Ancol. Hasil dari MLB tersebut adalah melengserkan Gus Dur dan menggantikannya dengan Aziz Mansyur.

4. PPP

Pada 2014 partai berlambang Kabah tersebut dilanda konflik internal. Di mana PPP kubu Muktamar di Jakarta memilih Djan Faridz sebagai ketua umum, sementara Muktamar yang dilakukan di Surabaya memenangkan Romahurmuziy dan menetapkannya sebagai ketua umum.

5. Partai Hanura

Konflik internal partai juga pernah terjadi pada Partai Hanura. Konflik pertama partai ini melahirkan dualisme kepemimpinan, yaitu antara pendukung Oesman Sapta Odang (OSO) dengan Daryatmo.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 7 Maret 2021: Al Sangat Menyesal Ketika Menemukan Andin Terbaring di Rumah Bu IIn

Perseteruan masih berlanjut, kini antara kubu OSO dan Wiranto. Pendukung Wiranto menolak OSO sebagai ketua umum terpilih secara aklamasi pada Munas Hanura III, 18 Desember 2019.

6. Partai Berkarya

Partai baru yang dibuat oleh Tommy Soeharto, anak mantan Presiden RI ke2 ini juga dihadapkan pada perpecahan. Sehingga muncullah kubu Tommy dan Muchdi Pr.

Baca Juga: Cara Daftar dan Mendapatkan BLT UMKM Tahap 3 Tahun 2021 atau bisa cek di www.kemenkopukm.go.id

Muchdi Pr digadang sebagai ketua umum dalam Munas Luar Biasa pada 2020 di Jakarta. Hasil Munas tersebut sah setelah Kementerian Hukum dan HAM menerbitkan surat keputusan yang melegalkan kepemimpinan Muchdi Pr.

Tommy akhirnya menggugat keputusan Kemenkumham tersebut, sehingga pada 17 Februari 2021 Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta memenangkan gugatan yang dilakukannya atas kepengurusan Partai Berkarya.***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler