Menuai Banyak Kritik, Para Ahli Minta Vaksin Nusantara Dihentikan

- 22 Februari 2021, 19:23 WIB
Ilustrasi Vaksin.
Ilustrasi Vaksin. /Pixabay/fernandozhiminaicela

Trenggalekpedia.com—Banyak menuai kritik, Vaksin Nusantara yang digagas oleh mantan Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto, bekerja sama dengan RSUP dr Kariadi dan Universitas Diponegoro (Undip) terpaksa dihentikan.

Sebelumnya, menurut rencana, vaksin ini akan diproduksi massal setelah melalui uji coba klinis tahap I, II, dan III. Uji coba klinis tahap I telah dilakukan pada 17 Februari 2021 dengan melibatkan 27 relawan. Namun, uji coba tersebut menerima hambatan setelah sejumlah ahli kesehatan melayangkan kritik.

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming Ikatan Cinta 22 Februari 2021, Elsa Terancam Dicerai Nino dan Masuk Penjara

Baca Juga: Turnamen Pramusim 2021, Klub Akan Terima Subsidi Rp200 Juta Perpertandingan

Pandu Riono, ahli epidemologi dari Universitas Indonesia, telah meminta kepada Budi Gunadi selaku Menkes untuk menghentikan produksi Vaksin Nusantara yang kini sudah mencapai uji coba tahap II yang rencananya melibatkan 180 relawan.

Terkait dengan hal ini, Pandu membeberkan alasan-alasannya. Pertama, ia menilai bahwa teknologi sel dendritik yang digunakan pada vaksin merupakan terapi yang bersifat personal atau individu dan biasa diterapkan bagi pasien penderita kanker.

Baca Juga: Lahir di Tanggal Cantik, Eza: Anakku Memilih Jalannya Sendiri

“Jadi, sel dendritik sebenarnya difungsikan untuk terapi yang bersifat individual dan dikembangkan untuk terapi kanker, sehingga tidak layak digunakan untuk vaksinasi massal,” jelas Pandu Riono.

Kedua, pada proses pembuatannya, Vaksin Nusantara memerlukan pelbagai macam peralatan canggih, ruang steril, dan inkubator CO2. Ditambah pula dengan risiko terkontaminasi oleh mikroba penyebab infeksi lantaran pembuatannya dilakukan secara personal yang bisa saja tidak memenuhi standar kesehatan.

Baca Juga: Kembang Telang, Salah satu Minuman Raja-Raja Mataram Kuno 

Pengadaan Vaksin Nusantara juga diperkeruh dengan tidak jelasnya data uji klinis I. Hal itu diungkapkan Ines Atmosukarto, seorang ahli Biomolekuler dan Vaksinolog.

Menurut Ines, vaksin yang diprakarsai oleh Terawan belum menunjukkan data uji klinis ke publik. Data tersebut belum di-update ke data uji klinis skala global.

Baca Juga: 3 Khasiat Temulawak untuk Menjaga Kesehatan Lambung hingga Redakan Nyeri Haid

“Seharusnya tercatat semua di situ, terakhir saya cek belum ada update hasil uji klinisnya. Apakah vaksin tersebut aman, datanya belum aman,” ujar Ines.

Oleh karenanya, sejumlah ahli meminta supaya Vaksin Nusantara, yang didanai oleh Pemerintah (melalui anggaran Kemenkes) untuk sementara waktu dihentikan hingga argumen-argumen para ahli mendapat jawaban yang jelas oleh pihak pencetusnya. ***

Editor: Rendi Mahendra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x