Apa itu Mutasi B117 Virus Corona? Begini Penjelasan Jubir Satgas Covid-19 Serta Pencegahannya

- 5 Maret 2021, 16:11 WIB
Tangkapan layar- Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat menjelaskan update perkembangan Covid-19 secara virtual, Kamis 4 Maret 2021.
Tangkapan layar- Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat menjelaskan update perkembangan Covid-19 secara virtual, Kamis 4 Maret 2021. /ANTARA/Tangkapan Layar Youtube BNPB/

TRENGGALEKPEDIA.COM - Setelah beredarnya kabar mutasi / strain virus Corona (Covid-19) bernama B117 dari Inggris yang menginfeksi TKW asal Karawang, Jawab Barat, rupanya banyak informasi simpang siur yang diragukan kebenarannya.

Masyarakat Indonesia dibuat heboh dengan informasi yang masih simpang siur itu. Hal ini membuat Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito angkat bicara.

Wiku Adi Sasmito mengungkapkan, bahwa terjadinya mutasi virus atau varian baru virus adalah hal yang lazim ditemui dalam masa pandemi Covid-19 ini.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok, Sabtu 6 Maret 2021: Aries Terlalu Agresif Dalam Cinta, Gemini Rindu Itu Ada Tempatnya!

Baca Juga: Pacar Korban Pembunuhan di Hotel Kediri Dijerat Kasus Praktik Prostitusi Online

Rupanya, munculnya mutasi virus Corona itu tak hanya kabar buruk. Melainkan, ada sisi baiknya juga.

Wiku menjelaskan, hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar mutasi dari virus tidak mengubah kemampuan virus untuk menimbulkan penyakit. Pun, juga efektivitas vaksin secara signifikan.

“Namun, perlu diingat, semakin sedikit keberadaan mutasi virus, maka semakin efektif vaksin yang sedang kita kembangkan ini dapat bekerja dengan baik,” ujar Wiku saat keterangan pers terkait perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Kamis, 4 Maret 2021, di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Baca Juga: Tak Sanggup Bayar Usai Kencan, Jadi Motif Pelaku Pembunuhan di Hotel Kediri

Secara teori, mutasi virus adalah proses disebabkan adanya kesalahan saat memperbanyak diri dan virus anakan tidak sama dengan induknya (parental strain).

Namun pada prinsipnya, varian virus dapat terus bertambah khususnya saat pandemi masih berlangsung.

Hal itu disebabkan lantaran banyaknya jumlah penularan yang terjadi di masyarakat.

Mutasi yang dilakukan virus, lanjut Wiku, adalah upaya untuk bertahan hidup dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Baca Juga: Daftar di oss.go.id, BLT UMKM Rp1,2 Juta Dialnjutkan Maret 2021

Alhasil, virus baru hasil mutasi tersebut akan menjadi varian. Hal ini sebagaimana dilansir Trenggalekpedia.com dari Pikiran Rakyat dalam artikel "Muncul Kabar Simpang Siur, Wiku Adisasmito Beri Penjelasan Terkait Mutasi Virus Corona B117".

Kemudian, apabila varian menunjukkan sifat fisik yang baik dan jelas maupun sama serta berbeda dengan virus aslinya, maka varian akan disebut sebagai strain.

Dalam hal ini, para peneliti di dunia termasuk di Indonesia terus meneliti mutasi dan varian baru yang muncul. Untuk mengetahui dampaknya dan solusi menghadapinya.

Baca Juga: Membelot! Puluhan Polisi Myanmar Cari Perlindungan ke India

Saat ini juga beberapa varian virus yang sudah ditemukan menyebar secara global, yakni varian B117 di Inggris, B1351 di Afrika Selatan yang merupakan hasil mutasi dari virus B117, dan varian P1 di wilayah Brazil.

Tak tinggal diam, pemerintah pun berupaya dalam mengambil langkah strategis.

Dengan bekerjasama dengan para peneliti dan menginstruksikan petugas di lapangan, hal itu dilakukan pemerintah untuk memperketat screening demi mencegah masuknya varian baru dari negara lain ke tanah air maupun dalam negeri.

Baca Juga: Giveaway 10 Rumah dan Motor, Ridwan Kamil : Ada Orang Baik yang Menitipkan

Maka dari itu, demi mencegah dampak negatif dari mutasi ini, semua pihak disarankan tidak hanya menunggu hasil temuan ilmuwan.

Temuan itu untuk menentukan apakah varian tersebut lebih berbahaya dari Covid-19 atau hanya sekedar mengetahui pola distribusinya.

Namun, karena terbentur waktu yang tidak bisa rampung dalam waktu dekat, pemerintah terapkan upaya proaktif untuk melindungi diri dan orang di sekitar.

Baca Juga: Jokowi : PPKM Mikro Berhasil, Kasus Positif Per Hari Di Bawah Rata-rata Dunia

Seperti yang kita ketahui, langkah antisipatif tersebut yakni dengan 3M dan tidak melakukan mobilitas yang dirasa kurang penting, sehingga penularan pun dapat dicegah.

Kemudian, upaya mencegah mutasi virus adalah dengan menghambat persebarannya, karena tingkat infeksi yang tinggi tentunya meningkatkan peluang terjadinya lebih banyak varian yang dihasilkan.

Seberapapun kuatnya varian dari hasil mutasi virus, jika tidak ada peluang menularkan maka virus tersebut tidak akan membahayakan.***(Nurul Khadijah/Pikiran Rakyat)

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x