Network
TRENGGALEKPEDIA.COM - Kasus pemukulan Salamat Sianipar oleh warga kampung di Tobasa, Sumatera Utara membuat heboh jagat maya indonesia.
Salamat Sianipar yang dinyatakan positif terpapar Covid-19 ditolak oleh masyarakat setempat.
Namun, dalam keterangan yang beredar, terdapat dua informasi berbeda mengenai alasan adanya pemukulan tersebut.
Menurut Jhosua lubis yang mengaku salah satu keluarga dari Salamat Sianipar (keponakan) menyebut pemukulan Salamat lantaran masyarakat menolak dirinya untuk melakukan isolasi mandiri (Isoman).
“Awalnya Tulang (om) saya terkena Covid-19, Dokter menyuruh isolasi mandiri. Tetapi masyarakat tidak terima, akhirnya dia diajuhkan dari kampung buu silampe,” tulis Jhosua Lubis melalui akun Instagramnya.
sedangkan pernyataan belawanan muncul dari pihak kepolisian.
Menurut Kepala bidang Humas Polda Sumatera Utara Komisaris Besar Hadi Wahyudi dalam keterangannya menyebutkan bahwa, kejadian tersebut disebabkan oleh tindakan Salamat sendiri yang merushi warga.
“Tidak ada niatan dari perangkat desa ataupun warga untuk melakukan kekerasan ataupun penganiayaan,” terang Hadi Wahyudi.
Salamat dikatakan tidak mau melakukan isolasi mandiri dan malah keluar rumah. Bahkan, Salamat juga menggota beberapa masyarakat dengan memeluk dan menyentuhnya.
“Dengan segala keerbatasan alat yang ada, mereka berusaha mengamankan pasien yang sedang dinyatakan positif terpapar Covid-19. Jadi penjelasan kita seperti itu.”
