Network
TrenggalekPedia - Seiring dengan pelaksanaan seleksi calon aparatur sipil negara (CASN) yang akan dimulai oleh pemerintah pada bulan ini, masyarakat perlu menyadari bahwa dalam status pegawai negeri sipil (PNS) terdapat dua posisi yang memiliki potensi sulit untuk memperoleh kenaikan pangkat.
Plt Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Haryomo Dwi Putranto, menjelaskan bahwa sulitnya kenaikan pangkat terjadi pada dua posisi PNS, terutama bagi mereka yang menduduki jabatan fungsional.
Skema promosi jabatan fungsional berbeda dengan PNS berstatus pelaksana, yang menimbulkan tantangan tersendiri.
Menurut Haryomo, PNS yang berstatus pelaksana dapat naik pangkat setiap empat tahun selama kinerjanya memenuhi kriteria yang ditetapkan. Namun, untuk jabatan fungsional, terdapat kendala tersendiri yang membuat proses kenaikan pangkatnya menjadi sulit.
Salah satu contoh jabatan fungsional yang mengalami kesulitan dalam kenaikan pangkat adalah dokter dan dosen.
Meskipun kedua jabatan ini memiliki prestise yang tinggi, namun proses kenaikan pangkatnya tidak secepat atau sesuai dengan jabatan-jabatan lain dalam PNS.
Dokter, sebagai contoh, memiliki tanggung jawab dan fungsi yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Namun, tingkat kepastian karirnya sebagai PNS tidak sejalan dengan besarnya tanggung jawab yang diemban.
Hal serupa juga terjadi pada dosen. Meskipun membutuhkan kompetensi dan kualifikasi yang tinggi, namun perjalanan karirnya tidak secepat atau secemerlang seperti guru PNS.
