Melansir laman Britannica.com, dalam masyarakat patriarki , aktivitas anak perempuan dan perempuan diawasi secara ketat.
Pemeliharaan keperawanan dan “kemurnian seksual” perempuan dianggap sebagai tanggung jawab kerabat laki-laki—pertama ayah dan saudara laki-lakinya dan kemudian suaminya.
Korban pembunuhan demi kehormatan biasanya dituduh melakukan tindakan “amoral”, mulai dari berbicara secara terbuka dengan laki-laki yang tidak ada hubungannya dengan mereka hingga berhubungan seks di luar nikah (bahkan jika mereka adalah korban pemerkosaan atau penyerangan seksual).
Namun, seorang wanita dapat menjadi sasaran pembunuhan karena berbagai alasan lain, termasuk menolak untuk dijodohkan atau mencari perceraian atau perpisahan—bahkan dari suami yang kasar.
Kecurigaan belakabahwa seorang wanita telah bertindak dengan cara yang dapat merusak nama keluarganya dapat memicu serangan; asumsi ini umumnya didasarkan pada perasaan dan persepsi laki-laki daripada kebenaran objektif.
Ironisnya, kerabat perempuan sering membela pembunuhan dan kadang-kadang membantu mengaturnya.
Demikianlah penjelasan mengenai honour killing atau pembunuhan demi kehormatan yang tengah ramai dibahas netizen.***