Network
Secara geografis, letak Desa Bayu bersebelahan dengan Desa Darungan, yaitu sekitar dua kilo meter saja jaraknya.
Suatu ketika, saat hari libur mahasiswa yang mengikuti kegiatan dari kampus tersebut jalan-jalan menyusuri desa, dan sampailah pada Desa Darungan yang tidak berpenghuni.
Memang Desa Darungan merupakan tempat yang masih asri, warnanya masih hijau tidak tersentuh polusi.
Dengan begitu para mahasiswa tersebut betah untuk menikmati keindahan Desa Darungan. Ketika langit mulai sore, beberapa mahasiswa sudah beranjak pulang karena takut kemalaman.
Apabila pulang terlalu gelap akan sangat membahayakan, karena desa tersebut terletak di tengah hutan.
Selain itu, medan menuju desa tersebut sangat menantang, dimana sebelum sampai di Desa Darungan, harus melewati perkebunan karet yang terkenal angker, serta pohon-pohon besar yang menjulang tinggi. Jalurnya pun hanya berupa jalan setapak yang tidak rata pada waktu itu.
Singkat cerita, masih ada dua mahasiswa laki-laki dan perempuan yang masih betah berada di Desa Darungan, ia mengatakan akan pulang belakangan. Tidak disangka ternyata dua mahasiswa tersebut melakukan hubungan yang tidak pantas, memang karena lokasinya yang tidak berpenghuni.
Setelah itu dua mahasiswa beranjak pulang, namun ketika ditengah jalan mereka diberhentikan warga sekitar, warga tersebut mengajak dua mahasiswa untuk singgah sekadar menikmati makanan pesta hajatan dan tarian-tarian. Tempat hajatan terbilang sangat mewag dengan hidangan-hidangan yang tak kalah mewah.
Setelah kedua mahasiswa tersebut kenyang, ia berpamitan untuk pulang karena takut kemalaman. Sebelum pulang ia diberi bingkisan di dalam besek besar.
Anehnya ketika mereka sudah sampai lokasi KKN di Desa Bayu, mereka dikejutkan oleh kepala kera yang masih berdarah di dalam besek tersebut. Warga sekitar pun juga mengatakan bahwa Desa Darungan adalah desa yang sudah tidak berpenghuni lagi. Lantas siapa yang menggelar hajatan mewah disana?
