Santri, Pesantren dan Perubahan Sosial Di Peradaban Milenial

- 21 Oktober 2022, 20:45 WIB
Pesantren.
Pesantren. /Facebook (Baginda Ali New)/

 

Penulis: Abu Muslim

Selama ini santri dianggap makhluk yang kurang up todate.Terkadang santri lekat dengan anggapan insan yang kucel dan masyarakat tertinggal.

Sebab santri hanya mempelajari ilmu agama saja dan kurang mempelajari ilmu-ilmu di sekolahan formal seperti sains dan tekhnologi.

Hal ini senada dengan ungkapan Clifford Geertz yang mengatakan santri ialah golongan masyarakat di Jawa yang taat kepada ajaran agama Islam saja.

Namun hari ini pesantren sudah melakukan upgrade terhadap mata ajar yaang selain mempelajari agama, para santri juga diajarkan ilmu pengetahuan umum, sains  dan tekhnologi. Sehingga mereka sudah siap dengan perubahan dunia.

Meski begitu, sejak Islam datang ke Nusantara sebenarnya santri memiliki peran penting.

Di zaman para wali para santri juga turut membantu perluasan peyebaran Islam hingga di pelosok desa.

Para santri juga mengajarkannya nilai-nilai Islam kepada siapa saja yang mereka temui sebagaimana yang diajarkan para wali.

Demi perluasan Islam di Nusantara, para santri juga melakukan perjuangan dengan melakukan pernikahan, perdagangan dan model dakwah lainnya hingga Islam dikenal masyarakat luas seperti saat ini.

Begitu pula di zaman penjajahan. Para kiai menggerakan para santri untuk turut memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Kesandaran para santri itu dibangun oleh para kiai untuk tetap semangat untuk merebut kemerdekaan.

Misalnya 19 september 1945 yang dikenal dengan perobekan bendera Belanda di Surabaya.Hingga perlawanan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang kemudian dikenal dengan resolusi jihad.

Tidak terhenti pada perjuangan itu saja. Di zaman orde lama santri juga ikut serta dalam penumpasan PKI.

Para santri bersatu dengan ulama dan TNI melakukan gerakan penumpasan para PKI.

Selian itu, dalam sejarahnya di era orde baru para mahasiswa yang juga dari kalangan santri ikut dalam penurunan Presiden Soeharto yang sudah berkuasa 32 tahun di Indonesia untuk penstabilitasan sosial ekonomi Indonesia.

Dari catatatan sejarah tersebut, memang santri memiliki peran penting. Bahkan gerakan santri tidak hanya terfokus pada persoalan keagamaan saja.

Namun juga turut menjaga stabillitas sosial untuk keberlangsungan Kemeredakaan Negara Indonesia.

Meski begiu, perubahan zaman membawa persoalan yang berbeda pula. Di zaman Milenial ini yang membawa dampak pesat, di mana mempermudah dalam memenuhi kebutuhan manusia.Karena saking canggihnya tekhnolgi ternyata membawa dampak pada masyarakat Indonesia pula.

Kemudahan yang dibawa oleh kecanggihan tekhnologi ternyata berdampak pada genearsi milenial. Persoalan sosial seperti budaya barat yang lebih mendominasi budaya Indonesia hingga persoalan pergeseran atau perubahan sosial adab buaya.

Arus globalisasi berhasil menciptakan keterlenaan pada anak-anak muda Indonesia. Mereka sering sebagai penikmat tapi tidak melihat dampak negatifnya.

Sebab perilaku generasi milenial ini dibentuk oleh produk tekhnologi sehingga seakan-akan mereka membutuhkannya tanpa memperhatikan aspek kebutuhan tapi lebih mengedepankan aspek “gengsi” atau aspek-aspek non primer. Sehingga kebanyakan generasi saat ini terkena mental.

Anak muda saat ini lebih suka dengan gaya dan budaya hedon semata, ketimbang memikirkan hal yang sebaiknya yang mereka lakukan. Mereka lebih suka dengan mengahabiskan waktu untuk bermain dengan gedget ditangan.

Tren tersebut seharusnya mulai perlu dikendalikan. Generasi milenial telah banyak mengalami suatu kelainan yang berdampak pada perubahan cara berpikir, emosi, dan perilaku. 

Untuk mengatasi persoalan tersebut, pesantren memliki peran penting. Di pesantren,santri dibekali ilmu agama yang berisi soal ibadah, namun juga persoalan-persoalan sosial.

Santri yang belajar di pesantren oleh kiai juga diajarkan bagaimana cara menanakan nilai-nilai spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari.Hal ini menjadi modal yang mendasar bagi perkembangan anak.

Sehingga Santridapat membentuk kesehatan mental dengan kematangan jiwanya. Sehingga dalam pembawaan diri mereka lebih terkesan siap dan tidak gugup dengan perkembangan zaman yang sudah mulai terjajah.

Komunitas Pesantren yang banyak dan tersebar di Indonesia  hingga ribuan, adalah potensi dan modal yang perlu gerakan. Kondisi generasi milenial yang mudah gugup itu, memerlukan sebuah komunitas yang dapat membantu para generasi milenial untuk tetap hidup sehat. Seperti kelompok santri yang bisa adaptif dengan perkembagan sosial.

Seperti komunitas santri di pesantren sebenarnya menjadi subjek di lembaga pendidikan merupakan modal sosial.

Para santri diajarkan untuk memiliki kemampuan kemandirian hingga proses penyehatan mental dan kematangan jiwa.

Artinya dengan ajaran nilai-nilai Islam dan spiritual santri diajarkan untuk tetap tenang dalam menghadapi perubahan sosial.

Sebab itu, hari ini santrimemiliki peran penting untuk keberlangsungan berbangsa dan bernegara.

Dengan kematangan jiwanya dalam mengahadapi perubahan sosial maka tidak akan mudah untuk dijajah melalui perkembangan kecanggihan tekhnologi.

Para santri tahu, apa yang selayaknya diperbuat dan bagaimana memanfaatkan tekhnologi.

Padahal kecanggihan tekhnologi juga bagian dari perkembangan kapitalisme. Yang bisa jadi melunturkan semangat nasionalisme. karena terlena dengan peradaban milenial ini. 

Sebab itu pesantren mempunyai pengaruh yang besar karena mereka sangat efektif dan efisien dalam membentuk karaktersantri. Pesantren sangat membantu dan bermanfaat.

Sesuai pandangan Talcott Parsons tokoh sosiolog modern bahwa ketika masyarakat berubah maka masyarakat umumnya akan tumbuh menjadi yang lebih baik untuk menanggulangi masalah dalam kehidupannya. Hal itu  sebagaimana yang diajarkan kepada para santri di Pesantren. (*Abu Muslim, Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo).

 

Editor: Rendi Mahendra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x