Biografi Abdurrahman Baswedan, Jurnalis yang Menjadi Anggota BPUPKI

- 14 April 2022, 10:11 WIB
Abdurrahman Baswedan.
Abdurrahman Baswedan. /arbaswedan.id

TRENGGALEKPEDIA.COM -  Abdurrohman Baswedan merupakan tokoh bersejarah yang ada dalam anggota BPUPKI.

Nama lengkapnya yaitu H. Abdurrohman Baswedan yang biasa disapa A.R. Baswedan. Ia adalah seorang pahlawan nasional sekaligus salah satu tokoh pers Indonsia.

A.R. Baswedan mendapatkan penghargaan sebagai tokoh pers pada tahun 2018 pada masa pemerintahan Jokowi.

A.R. Baswedan lahir di Surabaya pada 9 september 1908. A.R. Baswedan di masa mudanya aktif sebagai jurnalis.

Selain menjadi jurnalis, pada saat itu A.R. Baswedan merupakan salah satu diplomat perdana Indonesia yang mendapatkan pengakuan de jure dan de facto yang pertama bagi esksistensi Indonesia dari Mesir.

Dalam karirnya A.R. Baswedan pernah menuliskan tulisan tentang orang-orang Arab.

Saat masa revolusi A.R. Baswedan berperan untuk menyiapkan gerakan pemuda yang Peranakan Arab untuk mengahadapi Belanda.

Mereka yang lolos dalam seleksi maka akan dilatih dengan semi militer di barak-barak. Mereka diltih untuk mempersiapkan fisik untuk bertempur. A.R. Baswedan adalah orang yang memiliki karakter otodidak.

Semua pekerjannya dilakukan secara mandiri begitupun dalam menulis karyanya.

Kemampuanya dalam bidang jurnalistik semakin terasah ketika A.R. Baswedan bertemu dengan wartawan yang bernama Salim Maskati berasal dari keturunan Arab Hindia Malaka.

Setelah pertemuan tersebut A.R. Baswedan pernah diutus untuk menjadi sekretaris jendral PAI.

Dari situlah A.R. Baswedan dikenal sebagai seorang jurnalis. Dalam perjalananya Abdurrohman Baswedan pernah diminta orang tuanya untuk melanjutkan usaha orangtuanya di toko perniagaan.

Akan tetapi saat usaha itu dijalankan A.R. Baswedan tidak krasan dan melanjutkan dalam dunia jurnalistik.

Pada saat menjalankan organisasi Persatuan Arab Indonesia (PAI), ia digaji 120 golden yang setara dengan 2 kwintal beras pada saat itu akan tetapi A.R Baswedan harus meninggalkan Harian Matahari demi memperjuangkan Indonesia.

Sebagai wartawan dan pejuang A.R. Baswedan selalu punya waktu untuk menulis. Hingga pada saat era Revolusi tulisan A.R. Baswedan ditampilkan pada media-media prpoganda kebangsaan Indonesia.

Dalam perjalanannya A.R. Baswedan menekuni dunia Jurnalistik sebagai Redaktur Harian di Sin Tit Po (1932), Soeara Oemoem (1933), Matahari (1934). Penerbit dan pemimpin Majalah Sadar, Nusa Putra (1950-an), Pemimpin Redaksi Majalah Hikmah, penasehat tim redaksi Masa Kini (70-an)

Sedangkan dalam dunia politik, A.R. Baswedan memiliki pengaruh besar pada Bangsa Indonesia.

Padahal saat itu beliau mendapat tekanan dari luar dan cercaan. Akan tetapi itu membuat semangatnya mundur dalam perjuanannya.

Karya-karya dari A.R. Baswedan sudah banyak yang tersebar pada media. Namun karyanya belum sempat dikumpulkan secara strategis.

Ini adalah suatu karya dari A.R. Baswedan Debat Sekeliling PA (1939), Beberapa Catatan Tentang Sumpah Pemuda Indonesi Keturunan Arab (1974), Buah Pikiran dan Cita-Cita AR Baswedan, Rumah Tangga Rasulullah diterbitkan Bulan bintang pada 1940, A.R Baswedan : Revolusi Batin Sang Perintis [2016].***

Pada tanggal 16 maret 1986 A.R. Baswedan menghembuskan nafas terakhirnya. A.R. Baswedan meninggal di Jakarta.

Saat itu AR Baswedan baru saja menyelesaikan naskah autobiografinya. Dua minggu kemudian kesehatan AR. Baswedan semakin menurun.

Kemudian A.R. Baswedan dimakamkan di TPU Tanah Kusir berdampingan dengan makam pahlawan Indonesia. A.R. Baswedan pada saat iu menolak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.***

Editor: Rendi Mahendra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x