TRENGGALEKPEDIA.COM – Drama baru aktor terkenal Korea Selatan, Seo In Guk yakni Cafe Minamdang sudah mulai tayang.
Dalam drama Cafe Minamdang ini, Seo In Guk berperan sebagai seorang peramal abal-abal yang menarik pelanggannya lantaran mempunyai fisik yang menarik dan juga kepandaian berbicara.
Tapi selain Cafe Minamdang, berikut beberapa drama lain dari Seo In Guk yang juga sayang untuk dilewatkan:
1. Doom at Your Service
Tak Dong-Kyung (Park Bo Young) adalah editor untuk perusahaan novel web. Myul-Mang (Seo In-Guk), tiba-tiba muncul di kehidupannya yang biasa. Dia membuat kontrak 100 hari dengan Myul-Mang, mempertaruhkan nyawa dan cintanya.
Myul-Mang adalah seorang manajer tengah antara Tuhan dan manusia. Dia membuat kontrak dengan Tak Dong-Kyung.
2. Hundred Million Stars From the Sky
Seorang detektif berpikir untuk berhenti dari pekerjaan. Dia menangani kasus pembunuhan mahasiswi yang disamarkan sebagai bunuh diri.
Sang detektif menjadi terobsesi untuk memecahkan masalah tersebut. Dia memiliki seorang adik perempuan dan adik perempuannya itu kemudian bertemu dengan seorang pria.
Pria itu tidak ingat kenangan masa kecilnya. Dia bukan orang baik, tapi dia sering bersimpati. Detektif mencoba mendorong pria itu menjauh dari adik perempuannya. Detektif curiga bahwa pria itu entah bagaimana terlibat dalam kasus pembunuhan sang mahasiswi. Pria dan adik perempuan detektif itu jatuh cinta.
3. Hello Monster
Lee Hyun (Seo In-Guk) adalah profiler kriminal yang sangat baik, tapi dia memiliki lidah yang sangat tajam.
Cha Ji-An (Jang Na-Ra) adalah seorang detektif elit. Dia mengamati Lee Hyun. Mereka bekerja untuk memecahkan kasus dan kemudian juga terlibat dalam hubungan romantic.
4. Reply 1997
Berlatar tahun 1990-an, ‘Reply 1997’ bercerita tentang siswa SMA perempuan Shi-Won (Jung Eun-Ji), yang mengidolakan boyband H.O.T dan 5 teman SMA-nya.
5. The King’s Face
The King’s Face menceritakan kehidupan Pangeran Gwanghae. Meskipun dia adalah anak dari seorang selir, dia menjadi putra mahkota.
Selama 16 tahun berikutnya, sampai ia menjadi Raja, Pangeran Gwanghae menderita melalui penurunan takhta dan ancaman pembunuhan. Menggunakan fisiognomi sebagai senjata, ia mampu menjadi Raja.***