Gempa 6,1 di Afghanistan Tewaskan Lebih dari 1.000 Jiwa

23 Juni 2022, 18:03 WIB
GEMPA Afghanistan, M 6,1 Guncang Afghanistan 1000 Orang Lebih Tewas dan 2000 Luka-Luka /BAKHTAR NEWS AGENCY/Handout/via Reuters

TRENGGALEKPEDIA.COM –  Gempa terjadi di Afganistanpada Rabu, 22 Juni 2022 lalu. Gempa tersebut memiliki kekuatan sebesar 6,1 skala magnitude.

Gempa Afganistan secara spesifik melanda wilayah Kota Khost, dekat perbatasan dengan negara Pakistan.

Dikutip Trenggalekpedia.com dari Reuters, gempa melanda sekitar 44 km dari bagian tenggara Kota Khost. 

Selain itu, gempa juga dirasakan oleh 119 juta orang di Afghanistan, Pakistan, dan India, seperti yang dilaporkan Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (EMSC).

Pemerintah Afghanistan yang berkuasa, Taliban menginformasikan bahwa gempa tersebut menewaskan setidaknya 1.000 jiwa.

Sedikitnya lebih dari 600 orang lainnya terluka dan jumlah itu diperkirakan akan bertambah seiring informasi dari desa-desa di pegunungan terpencil.

Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin: Nuklir Sarmat Dapat Mencapai Inggris dalam 3 Menit

Sebagian besar korban tewas berasal dari provinsi timur Paktika, sekitar 255 orang tewas dan 200 orang terluka. Di provinsi Khost, 25 orang tewas dan 90 orang terluka.

Banyak rumah yang telah berubah menjadi puing-puing. Jasad dari korban gempa terbungkus selimut dan tergeletak di tanah.

Tenaga kesehatan dan bantuan menyampaikan bahwa sejumlah orang yang tidak diketahui terjebak di bawah puing-puing dan di daerah-daerah terpencil.

Tim Penyelamat pun diperumit oleh kondisi sulit termasuk hujan lebat, tanah longsor dan banyak desa terletak di daerah lereng bukit yang tidak dapat diakses.

"Banyak orang masih terkubur di bawah tanah. Tim penyelamat Imarah Islam telah tiba dan dengan bantuan penduduk setempat berusaha mengeluarkan korban tewas dan luka-luka," ungkap seorang sumber, petugas kesehatan di sebuah rumah sakit di provinsi Paktika.

Diketahui, kementerian pertahanan yang dipimpin Taliban memimpin upaya penyelamatan. Sedangkan, Loretta Hieber Girardet dari kantor pengurangan risiko bencana Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan upaya bantuan dan penyelamatan korban yang terperangkap di bawah puing-puing, menghadapi tantangan besar karena medan dan cuaca.

“Jalan-jalannya buruk bahkan pada waktu-waktu terbaik sehingga operasi kemanusiaan yang dilakukan akan segera ditantang oleh kurangnya akses mudah ke daerah itu,” kata Girardet.

Dia menambahkan terjadi hujan deras, tanah longsor, dan banyak desa yang terletak di daerah lereng bukit yang sama sekali tidak bisa diakses yang dikombinasikan dengan gempa menciptakan risiko lebih lanjut. longsor yang mengancam bagi pekerja kemanusiaan.***

Editor: Okpriabdhu Mahtinu

Tags

Terkini

Terpopuler