Rasa Duka Masih Menyelimuti, Bupati Banyuwangi Kunjungi Istri Prajurit KRI Nanggala 402 yang Tenggelam

27 April 2021, 12:34 WIB
Peristiwa tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 menyisakan duka mendalam bagi banyak pihak, salah satunya keluarga Lettu Imam Adi.* /Instagram.com/@lantamal_vii

                                                                                                                                TRENGGALEKPEDIA.COM – Kabar duka kembali menyelimuti warga Negara Indonesia atas hilangnya parajurit KRI Nanggala 402 pada Rabu, 21 April 2021.                             

Tragedi  hilangnya kapal selam KRI Nanggala 402 beserta awak kapal, membuat keluarga besar awak kapal tidak bisa menerima kenyataan duka ini.

Di kutip dari situs resmi Banyuwangikab.go.id, Ipuk Fiestiandani Bupati Banyuwangi dan Danlanal sebagai Komandan Pangkalan Angkatan Laut Banyuwangi serta Letkol Laut (P) Eros Wasis mengunjungi dua keluarga awak KRI Nanggala-402. 

Awak kapal ini dengan saudara Serda Ede Pandu Yudha Kusuma warga Desa asal Ketapang dan Sertu (Mes) Dedi Hari Susilo warga Kelurahan Mojopanggung. 

Baca Juga: Ramalan Shio Besok Rabu 28 April 2021: Shio Ular Proyek Berjalan Lancar, Shio Tikus Mampu Perkuat Materi

Serda Pandu sebagai operator senjata, sementara Sertu Dedi sebagai juru diesel pada KRI Nanggala 402.

Kunjungan pertama menuju ke rumah Mega Dian Pratiwi, istri dari Serda Pandu dan juga mertua serta adik ipar korban juga ada di sana.

Setibanya Bupati Ipuk di rumahnya, Mega langsung menangis ambil memegang pundak Bupati Ipuk dengan erat dengan suasana haru tidak terelakkan oleh Mega serta para pelayat yang hadir. 

”Suami saya sudah tenang di sisi Allah, Bu,” kata Mega saat tersenduh nangis sambil memegang pundak Bupati Ipuk. 

“Amiin..Amiin, InshaAllah Mas Pandu syahid, syahid, syahid. sabar dan ikhlas ya mbak,” balasBupati Ipuk.

Kabarnya, Mega dan sang suami baru dua bulan menjalani rumah tangga bersama, di ceritakan Pada hari Rabu 21 April 2021 sekitar pukul 02.00 siang hari, Pandu masih berkirim pesan kepada Mega. 

Baca Juga: Peringati Hari Otonomi Daerah, Mendagri Tito Karnavian Ajak Masyarakat Netralisasi Pandemi Covid-19

"Mas Pandu pamit berlayar, minta doa supaya lancar. Setelah itu ponselnya tidak bisa dihubungi," ujar Mega.

Saat itulah percakapan pesan terakhir antara mas Pandu dan mbak Mega, hingga akhirnya kabar duka itu datang.

Atas musibah yang menimpa keluarga dan istri Serda Pandu, Bupati Ipuk dan Danlanal Eros terus menenangkan dan saling menguatkan dari hati ke hati.

Selanjutnya, Bupati Ipuk dan Danlanal Eros menuju kediaman Sertu Dedi, Ipuk bertemu Fitri Arumsari, istri Dedi bersama ibunda korban, Haniyah yang sangat terpukul atas kepergian putra sulungnya.

Adanya Bupati Ipuk, Fitri langsung jatuh di pundak Ipuk ketika menyambut kedatangan Ipuk sambil menangis sesenggukan.

Baca Juga: UPDATE COVID-19 Senin 26 April 2021 : Jawa Barat Menambahkan Kasus Harian Tertinggi Sebanyak 1.941 Kasus

Dengan mata tersendu, Haniyah menceritakan putranya kepada Ipuk, ”Dia anak kesayangan kami, kebanggaan kami. Doakan anak kami ya Bu,” tutur Haniyah. 

Ketiganya larut dalam haru hingga Ipuk memeluk Fitri dan Haniyah. Saat itu isak tangis memenuhi ruangan. 

”Mas Pandu dan Mas Dedi adalah warga Banyuwangi. Beliau bukan hanya kebanggaan keluarga, bukan hanya kebanggaan Mbak Mega, bukan hanya kebanggaan Mbak Fitri, tapi kebanggaan Banyuwangi dan Indonesia,” tegas Ipuk.

”Pemkab Banyuwangi menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya,” Ucap Bupati Ipuk.

“Kita doakan Mas Pandu, Mas Dedi, dan seluruh awak kapal KRI Nanggala-402 mendapat tempat termulia di sisi Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, Amin... aminn,” imbuhnya.

Baca Juga: Profil dan Biodata Angela Gilsha Pemain Sinetron Samudera Cinta, yang Mengaku Tak Punya Agama, Pacar dan IG

Atas kejadian ini, Ipuk mengungkapkan siap mendukung segala kebutuhan keluarga dalam menghadapi masa sulit ini. 

Apabila diperlukan, dinas terkait siap mengirimkan psikolog untuk mendampingi pemulihan keluarga. 

Selanjutnya Bupati Ipuk langsung menginstruksikan kepada dinas terkait untuk membantu istri korban yang sebagaimana di ketahui bahwa istri Serda Pandu merupakan bidan magang di Puskesmas Klatak, Kecamatan Kalipuro. 

sedangkan istri Sertu Dedi dulunya pernah mengabdi sebagai guru honorer di SDN Pakis sebelum mengikuti suaminya bertugas ke Surabaya. Dan akan diupayakan menjadi prioritas untuk seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Hal ini sebagai rasa bentuk penghargaan atas jasa Mas Pandu dan Mas Dedi, meskipun hal ini tidak sebanding dengan pengabdian tulus beliau kepada bangsa,” papar Ipuk.  

hikmah yang dapat kita ambil dari kajadian yang tak di sangka ini sebagai bentuk dalam pengorbanan demi Negara Indonesia kita.

Pray For Nanggala 402. Subsunk, On Eternal Patrol Selamat Berlayar Menuju Keabadian, semoga husnul khotimah dan bisa bertempat di sisi Allah SWT. Aminn. ***                                  

Editor: Samsul Abidin

Tags

Terkini

Terpopuler