Reog Ponorogo Masuk Rekomendasi Usulan WBTb Indonesia ke UNESCO

19 Februari 2022, 15:35 WIB
Reog Ponorogo Masuk Rekomendasi Usulan WBTB Indonesia ke UNESCO. /Ilyas/Trenggalekepdia.com/

TRENGGALEKPEDIA.COM - Jalan panjang mengajukan kesenian Reog Ponorogo masuk Daftar Warisan Budaya tak Benda (WBTb) UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) mulai menemui titik terang.

Setelah kesenian Reog Ponorogo masuk 3 besar Nominasi Tunggal rekomendasi usulan WBTb Indonesia, berdasarkan lokakarya pengusulan ICH UNESCO tanggal 15-16 Februari 2022.

Dalam usulan itu, terdapat 3 besar rekomendasi usulan WBTb. Di antaranya adalah Tempe, Budaya Sehat Jamu, dan Reog.

Tiga besar usulan ini nantinya akan bersaing lagi untuk menjadi satu-satunya yang didaftarkan ke UNESCO.

Baca Juga: Ini Ciri-Ciri Keturunan Warok dan Penerusnya, Salah Satunya Ada Pada Anda?

Keberhasilan ini tentu saja disambut gembira Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko. Ia menilai, Reyog memang pantas untuk masuk nominasi.

Mengingat dalam kesenian Reog terkandung berbagai kesenian yang diracik dengan dengan padu.

"Dengan Tempe dan Budaya Sehat Jamu bersaing secara fair. Namun jika kita memandang value, di Reog ada seni tari, seni topeng, drama, seni musik yang memadukan 2 kutub etnik musik. Barangkali tempe bagus, tenun bagus, tapi kami berharap tim juri mempercayakan Reyog menjadi usulan," ucap Sugiri Sancoko ketika ditemui selepas tasyakuran keberhasilan Reyog masuk rekomendasi usulan WBTb Indonesia di Pendopo Kabupaten Ponorogo, Jumat (18/2/2022).

Reog.

Untuk tahap selanjutnya, Sugiri Sancoko menyampaikan tim pendaftaran saat ini tengah menyempurnakan naskah akademik dan video singkat 10 menit untuk seleksi berikutnya.

Dengan kerja keras dan dukungan dari semua pihak, ia berharap Reyog mampu menyingkirkan kandidat lainnya untuk didaftarkan ke UNESCO.

"Kami dengan tim, tenaga ahli, pegiat Reyog dan tim teknis hari ini mulai bekerja mewujudkan beberapa hal, pertama menuntaskan Naskah Akademik. Kedua, video 10 menit tapi dengan racikan komplit menampilkan Reyog secara utuh," ucap Sugiri.

Terkait dengan daftar WBTb yang harus selaras dengan semangat konservasi alam, Sugiri menyampaikan untuk saat ini sudah tidak ada masalah lagi.

Mengingat saat ini kepala Reog tidak lagi menggunakan kulit Harimau. Sedangkan bulu Merak perajin yang digunakan bulu yang rontok secara alami.

Di mana ketika musim kawin usai, bulu merak rontok secara alami dan bisa mencapai 100-150 helai.

Ditambah lagi dengan sudah adanya penangkaran Burung Merak di Ponorogo, Kesenian Reyog tidak berbenturan dengan semangat kelestarian.

"Kepala Reog saat ini dibuat dari bulu hewan lain yang dicet persis seperti harimau. Bulu Meraknya di Ponorogo sudah ada penangkaran. Bulunya itu juga diambil yang sudah rontok dan itu siklus terjadi setiap tahun," terangnya.***

Editor: Rendi Mahendra

Tags

Terkini

Terpopuler