Sebelum Sanggramawijaya Tunggadewi menyepi, Raja Airlangga telah membagi Kerajaan Kahuripan untuk dua putranya, Samarawijaya dan Mapanji Garasakan.
Perseteruan antara kedua saudara tersebut akhirnya mengakibatkan Kerajaan Panjalu berhasil menang, menjadi cikal bakal Kerajaan Kadiri.
Sementara kedua saudara lelaki berselisih, Sanggramawijaya Tunggadewi memilih untuk menjauh dari konflik tersebut dan menyepi di Goa Selomangleng.
Nama "Selomangleng" sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, yaitu "Selo" yang berarti baru, dan "Mangleng" yang berarti miring, mencerminkan kondisi goa yang tampak seperti batu yang miring.
Goa Selomangleng kini bukan hanya menjadi tempat sejarah dan legenda, tetapi juga menjadi destinasi wisata yang menarik.
Terletak di Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, goa ini membuka pintunya bagi para pengunjung yang ingin menyelami keindahan alam dan merenung dalam sejarah yang dalam.
Keberadaan goa ini menjadi saksi bisu perjalanan Sanggramawijaya Tunggadewi dan menawarkan pengalaman unik bagi setiap pengunjung yang datang mengunjungi tempat ini.***