Kisah Cinta Beda Agama, Zainab Putri Sulung Rasulullah SAW

26 September 2021, 18:16 WIB
Ilustrasi kisah cinta beda agama Zainab, putri sulung Rasulullah /Youtube/Alghifarie Channel

TRENGGALEKPEDIA.COM - Simak kisah cinta beda agama Zainab, putri sulung Rasulullah SAW yang tidak bisa move on dari mantan suaminya. 

Fenomena kisah cinta beda agama seringkali jadi problematika umat Islam zaman sekarang. 

Siapa sangka, ternyata kisah cinta beda agama pernah terjadi di zaman Rasulullah SAW, bahkan terjadi di dalam keluarganya. 

Itulah kisah cinta beda agama antara putri sulung Rasulullah, Zainab bersama Abu Al Ash, seorang kaum kafir Quraisy. 

Menurut Ustad Hanan Ataki, kisah cinta beda agama yang dialami Rasulullah merupakah salah satu kisah romansa yang sangat menginspirasi. 

"Ada kisah cinta sangat inpiratif, cinta sejati dibangun dengan pondasi iman, dan cinta sejati dibangun dengan ikatan karena Allah SWT, " ujarnya dikutip dari Youtube Alghifarie Channel. 

Kisah cinta beda agama ini diawali ketika Rasulullah belum diangkat menjadi nabi dan rasul. 

Suatu hari seorang laki-laki bernama Abu Al Ash bin Rabi datang ke rumah Rasulullah saw untuk melamar putri seulungnya, Sayyidah Zainab 

"Wahai Muhammad saya ingin melamar putri engkau yang bernama Zainab, " ujar Abu Al Ash. 

Lalu Rasulullah pun menanyakan kepada putrinya apakah dia setuju dengan lamaran dari Abu Al Ash. 

"Wahai putriku apa kau kenal Abu Al Ash, dia melamarmu, jika engkau setuju maka akan aku nikahkan, " tanya Rasulullah. 

Zainab pun setuju dengan lamaran Abu Al Ash maka menikahlah mereka berdua. 

Selang beberapa lama, Rasulullah pun mendapat wahyu dan diangkat jadi nabi. 

Sejak Rasulullah berdakwah tentang Islam, Zainab termasuk orang pertama yang masuk Islam, bersama dengan Khadijah, Ali bin Abi Thalib, beserta keluarga dan sahabat lain. 

Setelah masuk islam, Zainab pun pulang ke rumahnya dan mengaku telah memeluk agama ayahnya pada suaminya. 

"Wahai Abu Al Ash sesungguhnya ayahku adalah nabi dan mengajarkan kebenaran tentang agama bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan dia adalah utusan Allah," ungkap Zainab. 

Abu Al Ash pun kaget dan membalas, "Apa yang kau katakan, ".

"Jika engkau berkenan marilah ikut aku sama-sama belajar tantang kebenaran ini dan mengikuti agama Rasulullah, " ajak Zainab. 

Abu Al Ash lansung menolak dan menganggap bahwa jaran Rasulullah adalah omong kosong. 

"Saya tidak suka kepada orang yang mencela nenek moyang kita, mencela sesembahan kita, dan membuat kekacauan ditengah kaum kita, " jawab Abu Al Ash. 

Selama pernikahan, Abu Al Ash tetap membiarkan Zainab memeluk agamanya meskipun dia sendiri tidak masuk agama Islam. 

Selama itu pula, Zainab terus berusaha memahamkan suaminya tentang kebenaran Islam, walaupun Allah SWT mentakdirkan belum memberi Hidayah-Nya. 

Sampai pada akhirnya turun perintah kepada Rasulullah dan kaum muslimin untuk berhijrah ke kota Madinah. 

Zainab pun mendatangi ayahnya dan bertanya apakah dia harus meninggalkan suaminya untuk berhijrah bersama kaum muslimin. 

"Tunggulah disini, tetaplah bersama suaminy di Kota Mekkah, " jawab Rasulullah.

Maka merasa sedihlah Zainab karena harus terpisah dengan ayahnya tercinta. 

Setahun kemudian terjadilah perang Badar, perang paling berat dalam sejarah Islam.

Hal ini dikarenakan kaum muslimin harus memegang senjata dan melawan saudaranya sendiri dari kaum kafir Quraishi. 

Dalam perang Badar, Rasulullah harus diperangi oleh menantunya sendiri, yakni Abu Al Ash yang membela kaum musyrikin. 

Setelah Allah berikan kemenangan besar pada kaum Muslimin, ternyata Abu Al Ash menjadi salah satu tawanan perang di Madinah. 

Kemudian sampailah berita penawanan Abu Al Ash ke Kota Mekkah hingga ke telinga Zainab

Zainab menjadi sangat bersedih karena disatu sisi merasa yang ikut peranga dalah suaminya dan disisi lain yang diperangi adalah ayah kandungnya. 

Zainab pun bingung mencari bagaimana cara menebus Abu Al Ash, karena dia tidak punya harta. 

Sampai akhirnya zainab menemukan sesuatu yng berharga dan mengirimkannya kepada Rasulullah. 

Ketika Rasulullah memeriksa diantara tebusan yang diberikan orang Quraisy untuk menebus tawanan, Nabi menemukan satu benda yang istimewa, yakni kalung istrinya. 

Rasulullah meneteskan air mata, karena ketika kalung Khadijah dijadikan harta tebusan maka kalung tersebut akan berpindah kepemilikan pribadinya kepada kaum muslimin. 

"Wahau sahabatku kalung ini milik istriku, Khadijah apalah kalian rela kalung ini dikembalikan kepada Zainab atau jika kalian merasa enggan maka aku biarkan kalung ini menjadi harta tebusan, " tanya Rasulullah kepada para sahabatnya. 

Para sahabat yang tidak tega lantas sadar dan setuju mengembalikan kalung tersebut bersama Abu Al Ash kepada Zainab. 

Rasulullah pun tersenyum bahagia dan menuliskan pesan kepada Zainab agar tidak lagi menjual kalung ibunya bersamaan dengan pulangnya Abu Al Ash ke Mekkah. 

Namun takdir Allah berkata lain, tidak lama setelah itu, turunlah perintah agar menyuruh Zainab bercerai dengan Abu Al Ash. 

Allah SWT tidak memperbolehkan perempuan beriman menikah atau jadi istri bagi laki-laki kafir. 

Akhirnya, Zainab untuk terakhir kalinya membujuk Abu Al Ash untuk memeluk Islam. 

"Wahau Abu Al Ash, suamiku tercinta maukah engkau ikut bersamaku ke Madinah dan beriman kepada Rasulullah sehingga kita tidak perlu bercerai, " pinta Zainab. 

Sayangnya, Abu Al Ash tetap keras kepala dan Zainab pun dengan sedih hati meninggalkan suaminya tercinta. 

Ketika Zainab sampai di Madinah dan menjadi janda, selama 6 tahun laki-laki muslimin silih berganti datang ke rumah Rasulullah untuk melamar Zainab. 

Tetapi semua lamaran ditolaknya karena Zainab belum bisa melupakan suamintya dan berharap Abu Al Ash mau merujukknya untuk masuk Islam. 

Sampai suatu pagi, ketika subuh datanglah Abu Al Ash mengetuk pintu rumah Zainab. 

Ketika membuka pintu, Zainab kaget bercampur bahagia saat melihat sosok mantan suaminya sudah ada didepan pintu rumahnya. 

"Apakah engkau mau masuk Islam dan ingin merujuk aku, " tanya Zainab. 

"Tidak wahai Zainab, aku meminta perlindungan padamu seandainya engkau masih menganggapku sebagai sepupu dan ayah dari anak-anakmu, " jawab Abu Al Ash. 

Ternyata Abu Al Ash tengah dalam pelarian dan mencari bantuan setelah kalah berperang dengan kaum Muslimin. 

Berangkat Zainab ke masjid untuk sholat shubuh, setelah itu ia meminta perlindungan Abu Al Ash kepada Rasululullah dan kaum muslimin lain. 

Kemudian Rasulullah datang ke rumah Zainab dan berpesan kepada Abu Al Ash. 

"Wahai Abu Al Ash aku akan kembalikan padamu hartamu dan engkau sekarang orang yang bebas, " ucap Rasulullah. 

Seketika Abu Al Ash merasa tenang dan pulang ke Mekkah. 

Disaat itulah tanpa terduga Allah memberikan hidayah-Nya kepada Abu Al Ash. 

Setelah selesai urusanya di Mekkah, Abu Al Ash kembali ke Madinah untuk mengucapkan kesaksiannya. 

Ash-haduallaaila haillaah, Waash- haduanna muhammadarrasulullah, "ucap Abu Al Ash.

Sejak saat itu, Abu Al Ash kembali menjadi suami Zainab. 

Selang setahun setelahnya, Zainab pun meninggal dunia.

Abu Al Ash menjadi orang yang paling keras menangis seperti anak kecil yang ditinggal pergi ibunya. 

" Ya Rasullullah tidak ada gunanya hidup dunia ini tanpa Zainab.

Qadarullah, selang setahun Abu Al Ash pun wafat dalam keadaan menunggu hari pertemuan dengan Zainab dan menjadi kekasih dunia dan akhirat. ***

 

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: Youtube Alghifarie Channel

Tags

Terkini

Terpopuler