BIHAQQIDUHAAIKA WA BAHAAIKA
WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA
WA QUDROTIKA
AATINI MAA ATAITA ‘IBAADAKASH SHOOLIHIIN’.
Artinya: ‘Ya Allah, Yarobby sesungguhnya waktu dhuha merupakan waktu dhuha-Mu, keagungan merupakan keagungan-Mu, keindahan merupakan keindahan-Mu, kekuatan merupakan kekuatan-Mu, penjagaan merupakan penjagaan-Mu, Ya Allah, Jika rezekiku berada di langit maka mohon turunkanlah, Jika rizkiku berada di dalam bumimu maka mohon keluarkanlah, Jika sukar rezekiku maka mohon mudahkanlah, Jika haram rezekiku maka mohon sucikanlah, Jika jauh rezekiku maka mohon dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu dan kekuatan-Mu, Maka berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang shalih”.
Doa setelah sholat duha ini ada dalam Syarh Al Minhaj yang disebutkan oleh Asy-Syarwani dan dalam I’anatuth Thalibiin disebutkan juga oleh Ad-Dimyathi.
Kemudian Buya Hamka menambahkan, walaupun doa tersebut bukan doa dari Nabi Muhammad SAW, Namun jika itu adalah doa yang baik maka diperbolehkan untuk membacanya.
“Anda membuat doa boleh, tapi perlu diingat bahwa syarat dan maknanya harus benar. Dan memang sebaik-baik doa adalah doa yang pernah dipanjatkan atau dibaca oleh Nabi Muhammad SAW.” ungkap Buya Hamka.
Dan beliau melanjutkannya “Tapi tidak semua orang bisa menghafalakn doa dari Nabi Muhammad SAW. Maka sudah disepakati oleh para ulama, bahwa semua orang boleh membuat doa sendiri asal maknanya benar”.
Baca Juga: Surah dalam Al-Quran Menurut Ustadz Adi Hidayat yang Dapat Menghilangkan Sedih dan Gundah