Perbedaan Jomblo dan Orang yang Sudah Berkeluarga Menurut Islam

- 29 Mei 2022, 12:46 WIB
Ilustrasi perbedaan orang jomblo dan sudah menikah
Ilustrasi perbedaan orang jomblo dan sudah menikah /Pexels/Jeremy Wong//

TRENGGALEKPEDIA.COM - Jomblo adalah seseorang yang tidak memiliki pasangan dalam hidupnya yaitu seseorang yang tidak memiliki suami, istri atau pacar. Orang yang menjomblo, berarti dirinya masih belum memiliki pacar atau pasangan.

Entah karena faktor  keadaan, atau karena alasan lainnya. Tentu, setiap  jomblo memiliki alasan yang berbeda-beda untuk tidak mencari pasangan, atau mungkin tidak menikah sama sekali.

Ada juga kategori jomblo yang berprinsip dan ada juga jomblo yang memang karena nasib.Seperti ada orang yang menjomblo sejak lahir, setelah umur berapa tahun, ia meninggal dalam keadaan masih menjomblo.

Berarti kejombloannya memang sudah menjadi nasib orang itu. Tetapi jika orang tersebut memutuskan untuk menjomblo karena ia ingin fokus pada kerjaan, fokus untuk belajar, fokus untuk membahagiakan orang tua, dan alasan lainnya. Itu berarti kategori  jomblo yang berprinsip.

Baca Juga: Belajar Sabar dari Kisah Ali Bin Abi Thalib Menurut Ustadz Hanan Attaki

Pada akhirnya semua hal yang dilakukan manusia merupakan bagian dari  takdir Allah. Jadi pada akhirnya kejombloan seseorang itu, entah karena prinsip atau keadaan memang sudah menjadi takdir orang tersebut.

Tetapi, semua orang tetap wajib berusaha dalam mendapatkan semua yang diinginkan.

Orang yang jomblo (membujang) dan orang yang berkeluarga memipunyai sisi kedudukan yang berbeda dihadapan Allah.

Orang yang berkeluarga memiliki tanggung jawab atas keluarganya. Orang yang jomblo hanya bertanggung jawab atas hak kebutuhan  dirinya sendiri.

Sedangkan orang yang sudah berkeluarga dituntut untuk  memenuhi kewajiban nafkah, dan pendidikan akhlak untuk keluarganya.

 Selain itu orang yang sudah berumah tanga  wajib bersabar menjalani proses dalam berumah tangga atas perilaku atau ucapan istri dan anaknya yang menyakitkan.

Orang yang berumah tangga memiliki kewajiban untuk memperbaiki dan mendidik anggota keluarganya.

Jelas berbeda keistimewaan orang  jomblo dan orang  berkeluarga. Hal itu dapat dilihat dari perjuangan fisik (mencari nafkah) dan mental (sabar dalam mengasuh dan membina rumah tangga) orang yang berkeluarga selaras dengan orang yang jihad.

وليس من اشتغل بإصلاح نفسه وغيره كمن اشتغل بإصلاح نفسه فقط ولا من صبر على الأذى كمن

 رفه نفسه وأراحها فمقاساة الأهل والولد بمنزلة الجهاد في سبيل الله

Artinya, “Tentu saja orang yang sibuk mengurus dirinya dan orang lain (keluarganya) tidak sama derajatnya dengan orang mengurus dirinya sendiri (jomblo); dan juga tidak sama derajat orang yang bersabar menahan kecewa ulah keluarga dengan orang yang menghibur dan menyenangkan diri sendiri. Sabar dan bertahan dalam membina anak dan keluarga rumah tangga ngasuh ”

Baca Juga: 4 Cara Mudah Menguatkan Ingatan Menurut Ustadz Adi Hidayat

 (Al-Ghazali, 2018 M/1439-1440 H: II/36).

Perbedaan tingkatan  jomblo dan orang yang sudah berkeluarga dapat dimaklumi. Pasalnya,

ke-2nya memiliki tanggung jawab yang berbeda.

Ke-2nya juga memiliki tingkat kesulitan berbeda dalam menjalankan tanggung jawab sendiri-sendiri sebagai individu maupun tanggung jawab keluarga.Rasulullah menegaskan jaminan surga bagi perjuangan dan jihad orang berkeluarga yang sabar menafkahi, mengasuh, mendidik, hingga mengantarkan putrinya ke dalam perkawinan

  ولأبي داود واللفظ له والترمذي من حديث أبي سعيد من عال ثلاث بنات فأدبهن وزوجهن وأحسن إليهن فله الجنة

Artinya, “Dari Abu Sa’id ra, Rasulullah bersabda, ‘Siapa saja yang mengasuh tiga putri, lalu mendidik, kemudian mengawinkan, dan memperlakukan tiga putrinya itu, maka ia berhak mendapat surga,’ (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi).”

 (Al-Ghazali, 2018 M/1439-1440 H: II/37).

Editor: Dani Saputra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah