Bisnis Angkringan Ternyata juga Menghasilkan Keuntungan yang Tidak Sedikit

18 Februari 2021, 18:40 WIB
Angkringan Si Gembul, Jajanan Murah, Favorit Mahasiswa UIN Bandung /Tim FIX/

TRENGGALEKPEDIA.COM - Angkringan merupakan sebuah kata yang berasal dari Bahasa Jawa yang berarti nangkring, bahkan ada yang mengangkat satu kaki ke kursi.

Jika dilihat dengan usaha jasa makanan atau warung tradisional, angkringan merupakan sebuah inovasi  warung yang lahir untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup masyarakat perkotaan atau yang tinggal diperkotaan.

Suasana yang diangkat oleh angkringan menjadi daya pikat tersendiri bagi pengunjungnya. Seiring waktu berlalu, angkringan tidak hanya menjajakan sego kucing, namun juga menu yang lainnya. 

Baca Juga: Guru SD Diringkus Polisi Gara-gara Cabuli Murid Bertahun-tahun Sejak Kelas 4 SD

Jika dulu angkringan identik dengan daerah Yogyakarta, Solo, dan sekitarnya, kini sudah merambak ke kota-kota lain. Jakarta, Surabaya, Bandung dan beberapa kota besar lainnya mulai marak dengan munculnya bisnis ini.

Jika diibanding dengan usaha kuliner lainnya, angkringan bisa dikatakan unik dan khas. Karena hal tersebut menjadikan usaha ini memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan. Sebuah warung yang tidak hanya menjual makanan tapi juga menyuguhkan suasana kebersamaan dan keakraban.

Hal ini hampir tidak didapatkan di warung lain yang hanya menjual makanan biasa. Keakraban seolah menjadi ciri khas utama bagi angkringan. Maka bagi pengusaha di bidang ini, tentu harus mempertimbangkan hal-hal tersebut.

Baca Juga: Mendaki Gunung Lawu Lewat Jalur Cemoro Sewu, Belajar Membaca dan Menulis di Puncaknya

Usaha angkringan sendiri bisa dimulai dengan modal kecil, artinya menyesuaikan dengan kemampuan. Satu unit usaha angkringan bisa hanya membutuhkan beberatus ribu saja.

Apalagi jika kita bisa mengajak bekerjasama dengan orang lain untuk mensuplai makanannya. Jadi tidak terlalu banyak modal yang diperlukan. Yang perlu dipersiapkan hanyalah sewa tempat, gerobak angkringan, perlengkapan jualan mulai tenda, kursi, meja serta peralatan saji.

Konsumen pasar usaha ini paling banyak adalah masyarakat menengah ke bawah. Di mana sudah lumrah bahwa konsumen makanan terbesar di Indonesia adalah kelompok menengah bawah ini. Jadi pasar untuk angkringan masih sangat luas.

Baca Juga: PBSI Minta Pebulutangkis Divaksin Jelang Turnamen Swiss Terbuka dan All England

Menu yang dijual pun beraneka ragam, artinya yang disajikan oleh pemilik angkringan  tidak hanya terbatas pada satu menu saja. Dengan banyaknya menu tersebut, pembeli pun bisa berkreasi untuk memilih menu sendiri.

Kadang mereka bisa menemukan menu spesial yang disajikan dan kadang tidak ditemukan di angkringan lain. Pilihan menu ini menjadi hal penting untuk diperhatikan oleh pemilik angkringan guna menarik pelanggan.

Dalam mendirikan usaha ini, tentu kita harus menentukan dengan jelas target dan segmen pasar siapa yang akan menjadi pembeli angkringan kita nanti.

Baca Juga: Pajang Akun Clubhouse, Sandiaga Uno Ngobrol Bareng dr. Tirta, Ngobrolin Apa?

Jika tempat yang dipilih berdekatan dengan kampus, hampir dapat dipastikan bahwa konsumen utamanya adalah mahasiswa. Jika lokasinya dekat dengan pabrik, maka konsumen utamanya adalah karyawan pabrik. Artinya melihat target dan segmen pasar sangatlah penting.

Hal lain yang tidak kalah penting adalah menentukan apa yang hendak menjadi ciri khas angkringan tersebut, termasuk menu yang hendak dijual.

Selain menu, keunggulan dari segi fasilitas dan pelayanan yang akhirnya membuat pengunjung merasa nyaman dan senang juga sangat menentukan. Mengingat usaha ini adalah usaha yang berkaitan erat dengan suasana.

Jika menghitung investasi yang harus dikeluarkan dengan membandingkan harga makanan yang akan dijual, tentu angkringan lebih hemat. Investasi di bawah Rp5 juta bisa dilakukan dengan membeli gerobak angkringan seharga Rp2 jutaan, meja, perlengkapan yang khas. Sisanya bisa digunakan untuk membeli keperluan lain.***

Editor: Rendi Mahendra

Tags

Terkini

Terpopuler