TRENGALEKPEDIA.COM – Mudik merupakan tradisi masyarakat Indonesia ketika penghujung bulan Ramadhan. Ternyata mudik adalah tradisi yang beresiko sehingga Anda perlu untuk mengantisipasi beberapa hal agar perjalan pulang kampung lancar.
Salah ssatu resiko mudik adalah kelelahan atau kecapekan, kondisi umum yang terjadi ketika melakukan perjalanan darat dengan durasi yang panjang dan lama.
Oleh karena itu diperlukan persiapan yang matang agar kondisi dan stamina tubuh dapat tetap terjaga dan tetap sehat sepanjang perjalanan mudik Lebaran hingga sampai ke tempat tujuan.
Menjaga kesehatan ketika melakukan perjalanan mudik sangatlah penting sebab secara tidak langsung berhubungan dengan keselamatan di jalan.
Baca Juga: Kemenhub Membuka Lagi Pendaftaran Mudik Gratis Tahap 2, Ini Cara Daftar dan Link Pendaftarannya!
Kelelahan berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh, yang kemudian dampaknya dirasakan oleh tubuh yakni menjadi gampang terinfeksi oleh kuman ataupun virus.
Terkhusus bakteri dan virus penyebab penyakit diare atau infeksi usus dan infeksi saluran pernafasan atas seperti flu, batuk pilek dan sakit tenggorokan.
Oleh karena itu, perjalanan mudik harus dipersiapkan dengan matang supaya ketika di tempat tujuan, tubuh tetap sehat dan bugar.
Momen Lebaran bersama keluarga pun menjadi hari yang spesial dan tak terlupakan.
Persiapan umum bagi pemudik dan seluruh anggota keluarga yang akan berangkat adalah isitirahat yang cukup, terkhusus untuk mereka yang melakukan perjalanan darat, mengingat waktu sampai ke tempat tujuan tidak bisa diprediksi.
Sepanjang perjalanan mudik, manfaatkanlah tempat istirahat untuk berolahraga ringan dan gerakan relaksasi, khususnya untuk kaki, tangan dan leher.
Jangan lupa memanfaatkan tempat istirahat untuk buang air kecil (BAK) agar jangan sampai menahan kencing. Buang air kecil (BAK) yang tertahan sepanjang perjalanan dapat berdampak buruk atau berpotensi mengakibatkan infeksi saluran kencing, yang seharusnya tidak terjadi.
Berpuasa Ketika di Perjalanan
Bagi para pemudik yang sedang melaksanakan ibadah puasa, upayakan agar perjalanan mudik dilakukan pada malam hari setelah berbuka puasa.
Perjalanan malam lebih menguntungkan, selain tidak dalam keadaan berpuasa Anda juga terhindar dari kemungkinan dehidrasi.
Upayakan untuk jangan membeli makanan atau minuman yang ada di pinggir jalan raya, sebab mengingat kualitasnya yang belum tentu terjaga dengan baik karena selalu terpapar terik matahari dan polusi jalanan.
Apabila membawa makanan sebagai bekal selama perjalanan, perhatikanlah agar makanan basah atau nasi dan lauk-pauk yang di bawa tidak dikonsumsi kurang dari 6-8 jam setelah pembuatan.
Hal ini dilakukan, mengingat makanan tersebut tidak tersimpan dengan kondisi baik selama perjalanan.
Satu hal yang kadang lolos dari perhatian yakni membawa obat-obatan sederhana, seperti obat anti-diare, obat sakit kepala, obat anti-alergi, obat anti-mual-muntah untuk mencegah mabuk perjalanan, serta obat sakit maag.
Obat-obatan tersebut sangat membantu sebagai pertolongan pertama. Ketika di perjalanan.
Pemudik dengan Riwayat Penyakit Kronis
Bagi pemudik yang pengidap penyakit kronis, misalnya diabetes mellitus, hipertensi, asma, kolesterol tinggi dan asam urat tinggi, harus selalu ingat membawa obat-obatan yang rutin dikonsumsi dengan jumlah yang cukup, baik selama berada di kampung maupun saat kembali.
Sebab, dalam suasana mendekati Lebaran, kita tidak bisa memprediksi di mana apotek atau toko obat yang buka selama perjalanan mudik atau saat berada di kampung halaman.
Oleh karena itu, mari perhatikan hal-hal yang berkaitan dengan perjalanan mudik Lebaran, demi kenyamanan dan keselamatan.
Karena sesungguhnya keluarga di kampung halaman senantiasa selalu menanti kepulangan keluarganya dalam keadaan yang sehat dan selamat.***