Peninggalan Kerajaan Pajang yang Bersejarah Masih Ada Hingga Saat Ini

- 18 Februari 2022, 07:04 WIB
Peninggalan Kerajaan Pajang yang Bersejarah Masih Ada Hingga Saat Ini
Peninggalan Kerajaan Pajang yang Bersejarah Masih Ada Hingga Saat Ini /KELLEPICS/pixabay

TRENGGALEKPEDIA.COM – Pada abad ke-16 Masehi yang lalau, berdiri sebuah kerajaan besar di tanah Jawa. Kerajaan tersebut berdiri disaat Kerajaan Demak mulai runtuh.

Berdirinya Kerajaan Pajang disinyalir karena konflik internal yang terjadi di Kerajaan Demak. Konflik keluarga merupakan salah satu penyebab utama runtuhnya Kerajaan Pajang.

Pada waktu itu, Kerajaan Demak dipimpin oleh Aryo Panangsang. Konflik mulai muncul ketika Aryo Panangsang bersiteru dengan Joko Tingkir yang berasal dari Pajang.

Baca Juga: Petilasan Suru Kubeng, Tempat Ki Ageng Kutu Membangun Kerajaan Barunya

Konflik tersebut hingga menyebabkan pertarungan besar yang mengakibatkan raja Demak Aryo Panangsang terbunuh.

Naiknya Aryo Panangsang menjadi Raja di Kerajaan Demak tidak disetujui oleh keluarga besar Kerajaan Demak.

Karena Joko Tingkir merupakan menantu dari Sultan Trenggono, ia memiliki tanggung jawab yang besar untuk mengakhiri kekuasaan dari Aryo Panangsang.

Kematian Aryo Panangsang membuat pusat kerajaan Demak bergesar ke Pajang, untuk pengganti Aryo Panangsang, maka dipilihlah Joko Tingkir sebagai pemegang kakuasaan kerajaan.

Pada masa kepemimpinan Sultan Trenggono, Joko Tingkir hanya menjadi adipati Kerajaan Pajang.

Namun dominasi kerajaan Pajang tidak bertahan lama, karena pada masa itu posisi kerajaan Pajang sangat berdekatan dengan kerajaan Islam lainnya, yaitu Kerajaan Mataram Islam.

Pada masa kepemimpinan Sultan Hadiwijaya, Kerajaan Pajang mencapai titik emasnya.

Pindahnya kekuasaan Islam dari Demak ke Pajang menjadi salah satu bukti kemenangan Islam Kejawen atas Islam Ortodok.

Tidak hanya itu, pencapain-pencapain lainnya berhasil diraih Sultan Hadiwiyaja. Kerajaan Pajang merupakan kerajaan besar yang memiliki sejarah mendalam.

Baca Juga: Misteri Cikar Mbah Gleyor, Artefak Kereta Kuno Peninggalan Bupati Kediri

Tak ayal apabila banyak peninggalan-peninggalan setelah runtuhnya kerajaan Pajang ini.

Berikut beberapa peninggalan dari Kerajaan Pajang:

1. Pasar Laweyan

Mayoritas yang tinggal disana adalah pengrajin dan pengusaha batik. Posisi Pasar Laweyan ini berada di Barat Kota Surakarta.

Nama ini diambil dari penyebuatan kelompok tertentu yang dikenal sebagai kaum yang kaya. Benar saja dianggap kaum kaya, karena mayoritas yang tinggal adalah pengusaha batik.

Pasar Laweyan ini tidak jauh lokasinya dengan Bandar Kabanaran. Hingga saat ini, Pasar Laweyan tetap digunakan sebagai pusat perdagangan industry batik yang terkenal di Surakarta.

Tidak ada peinggalan yang lebh spesifik mengenai Pasar Laweyan ini, namun masyarakat mengenalnya sebagai peninggalan kerajaan Pajang.

2. Bandar Kabanaran

Bandar Kabanaran merupakan sebuah bandar yang berkembang pada saat kerajaan Pajang yang berlokasi ditepian sungai Janes anaka sungai dari Bengawan Solo.

Situs ini berada di Jalan Nitik RT 14, RW 01, Kelurahan Laweyan, Kecamatan Surakarta. Sungai Janes juga menjadi pembatas antara Kota Sukoharjo dan Kota Solo.

Bandar Kabanaran pada saat itu menjadi jalur utama perdagangan, dan juga jalur transportasi yang langsung terhubung ke Sungai Bengawan Solo.

Tempat ini menjadi pusat perekonomian batik yang besar di Surakarta. Hal tersebut karena lokasinya sangat strategis, dekat dengan sungai Janes dan juga merupakan sungai penghubung menuju Bengawan Solo.

Kemajuan daerah tersebut tidak bisa lepas dari peran Raden Patah yang mempercayakan wilayahnya tersebut dikelola oleh Kyai Ageng Henis.

3. Makam para bangsawan Kerajaan Pajang

Peninggalan lainnya yaitu makam dari para bangsawan kerajaan Pajang. Terdapat sekitar 20 makam yang ada dilokasi tersebut, termasuk makam dari Kyai Ageng Henis.

Ki Ageng kebanyakan masyarakat menyebutnya, merupakan anak dari Ki Ageng Selo yang terkenal dengan kesaktiannya.

Konon Ki Ageng Selu, dukunya pernah menangkap petir. Ki Ageng Selo sendiri pernah mengabdikan dirinya untuk Sultan Hadiwijaya.

Karena pengabdian yang besar tersebut, maka Ki Ageng Selo diberikan tanah perdikan di Laweyan.

Baca Juga: Lia Eden, Pemimpin Tahta Suci Kerajaan Tuhan Meninggal Dunia

4. Makam Joko Tingkir

Joko Tingkir atau lebih dikenal dengan sebutan mas Karebet memiliki nama asli yaitu Sultan Hadiwijaya.

Ia merupakan raja pertama sekaligus pendiri kerajaan Pajang pada tahun 1549 sampai 1582 M.

Tidak seperti makam-makam raja lainnya yang banyak dikujungi orang atau diziarahi orang-orang, makam dari Sultan Hadiwijaya ini hanya diketahui oleh sedikit orang.

Makam Joko Tingkir jauh berada diplosok perkampungan masyarakat.

Makam Joko Tingkir berada di pemakaman Butuh, yang ditandai dengan adanya masjid Butuh, kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Itulah beberapa peninggalan dari kerajaan besar yang pernah ada di tanah Jawa ini, yaitu kerajaan Pajang.

Tentunya pengetahuan tentang sejarah bangsa ini sangat diperlukan guna menghidupkan budaya lokal yang mulai hilang akibat perkembangan modernisasi zaman.***

Editor: Okpriabdhu Mahtinu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah