Mahasiswa UGM Berhasil Ciptakan Alat Deteksi Kualitas Air Minum untuk Kesehatan Masyarakat

- 9 November 2023, 07:46 WIB
Mahasiswa UGM Berhasil Ciptakan Alat Deteksi Kualitas Air Minum untuk Kesehatan Masyarakat
Mahasiswa UGM Berhasil Ciptakan Alat Deteksi Kualitas Air Minum untuk Kesehatan Masyarakat /

TRENGGALEKPEDIA.COM - Universitas Gadjah Mada (UGM) merilis inovasi terbaru yang dapat membawa solusi efektif dalam mendeteksi kandungan mineral dan logam berat dalam air minum. Tim mahasiswa UGM yang terdiri dari Inna Sri Utami (Fisika), Alfian Daffa Baihaqi (Teknik Biomedis), Edwin Suryalaksana Wijaya (Fisika), dan Fadhya Chania (Kimia), dipandu oleh Dr. Eng Ahmad Kusumaatmaja, S.Si., M.Sc., telah mengembangkan Electronic Tongue (E-Tongue) yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan pengawasan kualitas air dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Air adalah kebutuhan pokok manusia, dan keamanan air minum adalah aspek yang krusial untuk kesejahteraan masyarakat. Kendala dalam mendeteksi kontaminan dalam air telah menjadi perhatian utama bagi para ilmuwan, dan tim mahasiswa UGM telah mengambil langkah berani untuk mengatasi masalah ini. Dalam wawancara dengan salah satu anggota tim, Inna Sri Utami, ia menyatakan, "Inovasi ini diharapkan dapat memberikan solusi efektif dalam mendeteksi kandungan mineral dan logam berat pada air minum untuk memastikan apakah air tersebut layak dikonsumsi."

E-Tongue adalah perangkat yang dikembangkan oleh Laboratorium Fisika Material dan Instrumentasi di Departemen Fisika MIPA UGM, yang telah berhasil menirukan kemampuan lidah manusia dalam mendeteksi rasa. Dalam perkembangannya, teknologi ini telah diarahkan untuk mendeteksi senyawa kimia dalam cairan, termasuk air minum. Alat ini dirancang untuk mengukur pH, konduktivitas, dan potensial oksidasi-reduksi air melalui beberapa sensor yang sensitif. Data yang dihasilkan oleh sensor-sensor ini dikirimkan ke komputer melalui mikrokontroler, dan inilah saat teknologi machine learning berperan. Dengan memadukan sensor yang sensitif dan teknologi machine learning, E-Tongue memiliki kemampuan untuk mengenali kandungan mineral dan logam berat dalam air dengan cepat dan tingkat akurasi yang tinggi.

Deteksi dini terhadap kandungan berbahaya dalam air adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan masyarakat. Inna Sri Utami menambahkan, "Deteksi dini terhadap kandungan berbahaya dalam air dapat membantu mencegah risiko penyakit kanker yang disebabkan oleh air minum yang terkontaminasi logam berat." Dalam beberapa tahun terakhir, kekhawatiran terhadap konsumsi air yang terkontaminasi logam berat telah meningkat, dan E-Tongue menjadi salah satu solusi yang potensial dalam menghadapi tantangan ini.

Penelitian ini dilakukan oleh Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) dengan dukungan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Pengembangan E-Tongue ini merupakan langkah besar untuk memastikan masyarakat mendapatkan air minum yang sehat dan bebas dari kontaminan yang berbahaya. Ini adalah salah satu contoh bagaimana riset mahasiswa dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kepentingan masyarakat.

E-Tongue mampu mendeteksi berbagai kandungan mineral dan logam berat dalam air, termasuk kalsium, magnesium, besi, timbal, arsen, dan merkuri. Dengan kemampuannya yang luar biasa dalam memeriksa air minum, alat ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengonsumsi air yang sehat dan bersih. Selain itu, E-Tongue juga dapat menjadi solusi untuk memantau kualitas air di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh laboratorium. Ini akan membantu dalam mencegah potensi bahaya kesehatan yang mungkin muncul akibat konsumsi air yang terkontaminasi.

Alat ini berbentuk seperti lidah manusia, dengan permukaan yang berwarna-warni sesuai dengan jenis sensor yang digunakan. Dengan ukuran sekitar 10 x 10 cm, E-Tongue dapat dibawa dengan mudah dan digunakan di berbagai lokasi. Keberhasilan pengembangan E-Tongue ini adalah hasil kolaborasi antara berbagai disiplin ilmu, dengan anggota tim yang berasal dari latar belakang fisika, teknik biomedis, dan kimia. Ini menunjukkan bahwa untuk mengatasi masalah yang kompleks, kerja sama lintas disiplin ilmu adalah kunci suksesnya.

Mereka berharap bahwa inovasi ini dapat menjadi landasan untuk penelitian lebih lanjut terkait pemantauan kualitas air. Tantangan di masa depan melibatkan implementasi teknologi ini dalam skala yang lebih luas, memastikan aksesibilitasnya, dan mendukung regulasi terkait. Dalam sebuah komentar terakhir, Inna Sri Utami menyatakan, "Harapannya teknologi ini dapat segera diimplementasikan untuk meningkatkan pengawasan kualitas air dan memberikan dampak positif bagi masyarakat."

Inovasi E-Tongue yang dikembangkan oleh mahasiswa UGM adalah sebuah langkah maju yang dapat membantu masyarakat dalam memastikan air minum yang mereka konsumsi aman dan sehat. Dengan teknologi canggih dan pendekatan yang holistik, E-Tongue memiliki potensi besar untuk meningkatkan pengawasan kualitas air di seluruh Indonesia, bahkan di daerah yang sulit dijangkau. Penelitian ini juga merupakan contoh konkret bagaimana pendidikan tinggi dapat berkontribusi secara positif terhadap masyarakat dan memberikan solusi untuk masalah kesehatan masyarakat yang mendesak.***

Editor: Dani Saputra


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x