Mengenang Bonek, Suporter Persebaya Berjuang agar Timnya Tetap di Divisi 1 Liga Indonesia

15 Februari 2021, 20:21 WIB
Ilustrasi sepak bola. /Pixabay/derJani /Pixabay/derJani

TRENGGALEKPEDIA.COM - Di Indonesia kita bisa melihat perlawanan supporter sepak bola bernama Bonek, sebutan untuk pendukung Persebaya Surabaya. Selama 5 tahun mereka melawan ketika klubnya tidak diakui oleh PSSI secara sepihak.

PSSI telah memutuskan membuat klub baru bernama Persebaya yang legalitasnya berasal dari Persikubar (Persatuan Sepak bola Kutai Barat) di mana membuat Bonek kecewa dan memberontak.

Mereka meyakini dengan bukti badan hukum dan historis yang sah bahwa Persebaya yang asli adalah Persebaya yang berdiri pada tahun1927, bukan Persikubar yang berubah nama menjadi Persebaya pada tahun 2010.

Baca Juga: Marak Aksi Minta Pulsa dan Uang di Kediri Pakai Nama Kades

Konflik berkepanjangan dualisme di tubuh Persebaya ini bermula ketika Persebaya 1927 melakukan walk out saat menjamu Persik Kediri di Stadion Jakabaring Palembang pada babak play of Liga Super Indonesia tahun 2010, hal itu membuat Persebaya di nyatakan kalah 3:0.

Bukan tanpa sebab Persebaya melakukan itu. Jadwal awal yang seharusnya digelar di Stadion Brawijaya Kediri dibatalkan mendadak saat Persebaya sudah berada di Kediri. Lalu pertandingan di jadwalkan ulang di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, namun kembali dibatalkan sepihak oleh PSSI. Hal itulah yang akhirnya membuat Persebaya muak dan merasa dipermainkan oleh PSSI.

Kekalahan Persebaya atas Persik secara walk out itu membuat keduanya sama-sama terdegradasi ke divisi 2 Liga Indonesia. Pelita Jaya yang saat itu sama-sama berada di zona merah (degradasi) begitu bergantung nasibnya kepada pertandingan Persebaya vs Persik.

Baca Juga: Edarkan Sabu di Kediri, Warga Surabaya Dicokok

Pasalnya jika Persebaya menang melawan Persik, maka Pelita Jaya dan Persik akan terdegradasi ke divisi 2. Pelita Jaya selaku klub yang dimiliki Ahmad Bakrie (pemilik Bakri Grub) melakukan segala cara agar timnya bisa bertahan di divisi 1 Liga Indonesia tanpa melihat nilai-nila fair play dalam sportifitas sepakbola.

Perlawanan yang dilakukan Bonek ini adalah secuil kisah heroik perjuangan supporter dalam melawan  kapitalisme sepakbola yang sewenang-wenang. Bonek telah menuai hasil dari perjuangan panjangnya,  mereka  yang telah mengorbankan waktu dengan advokasi hukum kepada pihak yang telah menggembosi timnya, berbuah hasil yang manis.

Bandung 7 Januari 2017 menjadi saksi kembalinya tim kebanggaan arek-arek suroboyo ini. PSSI pada kongresnya telah mengebalikan lagi statuta Persebaya. Penantian Panjang selama 5 tahun itu akhirnya terwujud, sehingga  Persebaya kembali ke habitatnya. Apa yang dilakukan Bonek selama ini berbuah catatan mengesankan bagi sejarah supporter di Indonesia.

Bukan hal yang mudah untuk menjalani hari-hari tanpa sepakbola bagi seorang suporter, namun Bonek telah memberi bukti. Bonek telah mengajarkan kepada kita bahwa ketidakadilan bisa dilawan dengan kolektifitas kesadran yang diimbangi dengan perlawanan nyata. Mereka telah memberi bukti itu.

Meminjam kata Martin Luther King sebagai penutup  “Itulah cara sistem kapitalisme bekerja, dan karena itu kita tahu bahwa system tersebut tidak akan merubah peraturanya. Maka kitalah yang akan menganti system tersebut”.***

Editor: Samsul Abidin

Tags

Terkini

Terpopuler