Makna Emansipasi Wanita Masa Kini Sebagai Sosok Penerus Perjuangan R.A. Kartini

- 23 April 2022, 21:43 WIB
Ilustrasi Hari Kartini./bekasi.pikian-rakyat.com
Ilustrasi Hari Kartini./bekasi.pikian-rakyat.com /

TRENGGALEKPEDIA.COM - Raden Ajeng Kartini atau R.A. Kartini, siapa yang tak kenal sosoknya? Sosok legendaris yakni wanita luar biasa yang telah memperjuangkan hak-hak wanita agar tidak dipandang sebelah mata.

R.A. Kartini terlahir di Jepara pada 21 April 1879. Karenanya, pada tanggal 21 April diperingati sebagai hari Kartini sebagai bentuk penghormatan berkat wujud perjuangan atas kaum perempuan, simbol persamaan gender, dan emansipasi wanita.

Sosok Raden Ajeng Kartini ini, tampak tidak pernah lepas menjadi topik pembicaraan seputar emansipasi wanita.

Usaha R.A. Kartini dalam memperjuangkan hak wanita untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya dan diberikan kesempatan yang sama untuk menerapkan ilmu yang dimiliki supaya tidak direndahkan derajatnya, menjadikan R.A. Kartini terkenal sebagai tokoh penggerak emansipasi wanita.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, emasipasi adalah pembebasan dari perbudakan ataupun persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti persamaan hak kaum pria dengan kaum wanita.

Lebih lanjut, emansipasi wanita mempunyai arti proses pelepasan diri oleh para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau juga dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan maju.

Di era modern saat ini, istilah emansipasi telah mengalami pergeseran makna. Hanya saja, kebanyakan wanita masih belum paham bagaimana cara menerapkannya dengan langkah nyata.

Jika dahulu R.A. Kartini berjuang supaya wanita bisa mendapatkan haknya, kini emansipasi wanita sebenarnya dapat diwujudkan dengan langkah-langkah yang lebih mudah.

Salah satu wujud sederhana dari emansipasi yakni ketika wanita tidak menggantungkan hidupnya kepada siapapun dan belajar lebih mandiri.

Sedangkan, apabila dalam lingkup sehari-hari, emansipasi bisa dilakukan dari hal-hal yang paling sederhana. Nurin Selaku Menteri Pemberdayaan Perempuan, Dewan Eksekutif Mahasiwa tahun 2021  bependapat  emansipasi dilingkup sehari-hari contohnya dengan menjadi agent of change dalam komunitas kecil, seperti dalam kelompok pertemanan atau di lingkup rumah.

“Peran agent of change untuk mempengaruhi orang agar melakukan hal-hal yang baik dan jauh lebih menantang daripada melakukan kegiatan yang besar namun kurang diminati,” tambahnya.

Maka dari itu, dengan melakukan hal yang sederhana dan membawa kebaikan serta manfaat bagi lingkungan sekitar sudah merupakan bentuk emansipasi. juga dapat dilakukan dengan berbuat baik kepada orang lain dan menghargai apa yang dimiliki sebagai bentuk rasa syukur kepada anugerah yang telah diberikan Tuhan.

Tetapi sebaiknya, berbuat baik jangan dilakukan dengan setengah hati. Terlebih, apabila tidak memiliki semangat daya juang yang tinggi.

Wujud emansipasi lainnya menurut Nurin yakni pada lingkup kampus jika dalam ranah menyalurkan suara perempuan mungkin bisa memberi ruang-ruang perempuan dalam berpendapat menyalurkan opini dan pemikiran atau bisa perempuan-perempuan ini mengisi di wilayah strategi jadi diberi ruang untuk mengekspresikan diri.

Selain kecerdasan emosional, intelegensi, dan spiritual, kecerdasan daya juang (adversity quotient) juga penting untuk dikuasai.

Apabila seseorang telah konsisten dalam menjalani suatu hal, tetapi tidak ada daya juang dari dalam dirinya, hal tersebut kemudian akan menjadi sulit.

Motivasi sebenarnya yakni terdapat di dalam diri masing-masing, tetapi tergantung bagaimana individu fokus pada motivasi yang dimilikinya.

Emansipasi wanita tidak semata-mata terfokus kepada kesetaraan antara hak laki-laki dan hak perempuan untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam berbagai bidang.

Makna sebenarnya dari emansipasi wanita yakni mengenai bagaimana wanita bisa maju dan berkembang dari seiring waktu tanpa menghilangkan jati dirinya.

Dengan memahami makna emansipasi wanita secara utuh, wanita turut serta memberikan emansipasi bagi masyarakat dan negara.

Zaman sekarang ini, pergerakan wanita semakin terasa dan membawa dampak yangluar biasa. Jika melihat kaum wanita sebagai pemimpin bukanlah hal yang tabu lagi.

"Do what ever u wanna do girls. Just go ahead apapun itu yang mendukung untuk kamu berproses lebih baik lakukanlah!!!"  kata Nirma Nurin N aktivis mahasiswa Ponorogo.

Akan tetapi, tidak sedikit wanita yang masih tertindas. Wanita adalah sosok yang lemah lembut sehingga dengan sifatnya tersebut wanita banyak yang dianggap sebagai sosok yang lemah oleh kaum laki-laki.

Kartini masa kini ialah sebutan yang pantas disandang untuk wanita Indonesia yang mandiri, baik secara finansial maupun dalam kepribadiannya. Ini Sejalan dengan pendapat dari Elsa selaku Ketua Forum Kajian Perempuan Ponorogo.

"Mereka yang mempunyai kecerdasan dan daya guna yang mampu memberikan manfaat untuk diri sendiri maupun untuk lingkungan sekitarnya. Tetapi, terdapat tantangan seorang wanita di mana wanita juga tidak boleh melupakan kodratnya sebagai seorang wanita," elasnya.

Wanita dituntut untuk produktif terhadap karir dan juga kehidupan masyarakat sekitar, tetapi wanita juga harus mengabdi kepada orang tua dan pasangannya serta panutan bagi anak-anaknya.

Kartini masa kini bisa meneruskan perjuangan kartini zaman dulu sebagai pelaku emansipasi dan menciptakan bangsa Indonesia yang baik dan bermanfaat tanpa melupakan kodratnya sebagai seorang wanita.***

Editor: Rendi Mahendra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x