Apa Itu Linguistik? Ini Pengertian, Sejarah, Keilmiahan Linguistik, dan Manfaat Linguistik

- 29 April 2022, 10:29 WIB
Ilustrasi berlajar Linguistik
Ilustrasi berlajar Linguistik /Pixabay/

 

TRENGGALEKPEDIA.COM - Kata “linguistik” berasal dari bahasa latin lingua, yang berarti bahasa.

Linguistik biasa disebut sebagai ‘ilmu bahasa’ atau ‘studi ilmiah mengenai bahasa. Menurut KBBI ialah ilmu Bahasa, bidang ilmu Bahasa.

Secara Istilah, linguistik adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk bahasa. Bahasa secara universal yang memiliki peranan komunikasi ataupun linguistik merupakan ilmu tentang bahasa ataupun ilmu yang menyelidiki bahasa secara ilmiah.

Bersumber pada pendapat yang dikemukakan tersebut, hingga bisa disimpulkan jika objek kajian linguistik merupakan Bahasa

Secara garis besar ilmu linguistik termasuk ilmu umum, artinya linguistik tidak hanya menelaah salah satu bahasa saja, tetapi linguistik itu menyangkut bahasa pada umumnya.

Bisa kita ambil benang merah jika dalam linguistik bukan hanya mempelajari salah satu bahasa saja, namun serta langage itu, ialah bahasa pada umumnya Ferdinand de Saussure menegaskan bahwa bahasa terbagi menjadi tiga, dibedakan menjadi langage, langue, dan parole.

Di antara istilah dari bahasa Perancis itu dalam bahasa Indonesia jadikan satu dengan satu istilah saja yaitu ‘bahasa’. Langage mengibaratkan bahasa sebagai sifat simbol manusia, bahasa yang telah ada.

Langage ini bersifat abstrak. istilah langue mengacu pada sistem lambang bunyi tertentu yang digunakan oleh sekelompok anggota publik tertentu.

Langue merupkan bahasa (misalnya bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Indonesia) sebagai suatu sistem.

Baca Juga: Definisi, Sejarah dan Tokoh Hermeneutika: Dari Schleiermacher hingga Derrida

Dalam kedua istilah parole atau tuturan memiliki istilah sebagaimana dipergunakan manusia secara konkret dan parole adalah bentuk konkret langue yang digunakan dalam bentuk ujaran atau tuturan oleh anggota masyarakat dengan sesamanya.

Sejarah Linguistik

Pada abad yunani 6 SM linguistik dikaji dari penelitian tentang bahasa. Dalam perkembanggannya studi linguistik dibagi 3, yaitu (1) tahap spekulasi, (2) tahap observasi dan klasifikasi, dan (3) tahap perumusan teori.  

Ketika tahap kedua, munculah pernyataan bahwa bahasa tidak termasuk pada data empiris hanya saja masuk dalam dongeng atau rekaan saja, Sedangkan untuk berbicara dalam bahasa Perancis.

Bahasa Prancis yang dipakai dan bahasa Denmark yang digunakan oleh Nabi Adam sulit untuk dibuktikan karena tidak ada bukti ilmiah.bisa dikatakan linguis sebab tidak ada data empiris.

Seketika memasuki tahap observasi dan klarifikasi ini,seorang  linguis akan melakukan  percobaan terhadap bahasa yang akan  diselidiki tetapi pada tahap ini teori belum dirumuskan, maka dari itu tahap tersebut belum dapat disimpulkan bersifat ilmiah. Pada tahap perumusan teori ketika bahasa yang diteliti itu bukan hanya diamati dan dikasfikasi, tetapi juga dibuatkan teorinya.

Keilmiahan Linguistik

Pada dasarnya setiap ilmu, termasuk juga ilmu linguistik. Dalam ilmu linguistik ada 3 tahapan keilmiahan tahap pertama adalah tahap spekulasi. pada tahap ini pembicaraan mengenai sesuatu dan kesimpulan dapat diambil dari sikap spekulatif. 

Artinya kesimpulan itu dibuat tanpa unsur emperis dan prosedur terentu. Padahal pandangan atau pengelihatan kita seringkali tak sama dengan kenyataan atau kebenaran. Seperti halnya orang mengira bahwa diturunkan bahasa arab.

Tahap kedua ialah observasi dan klasifikasi. Pada sesi ini para pakar di bidang bahasa baru mengumpulkan serta menggolongkan seluruh hakikat dengan cermat tanpa berikan teori ataupun kesimpulan.

Tahap tersebut belum dikatakan ilmiah karena belum masuk dalam teori. Cara kerja ditahap kedua masih diperlukan kepentingan dokumentasi kebahasaan di negara ini, karena banyak bahasa yang belum terdokumentasikan.

Tahap ketiga ialah tahap perumusan teori. Di tahap ini setiap disiplin ilmu berusaha memahami masalah-masalah dasar dan dapat mengajukan pertanyaan mengenai masalah-masalah berdasarkan data empiris yang dikumpulkan.

Lalu dirumuskan hipotesis yang berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menyusun tes untuk menguji hipotesis terhadap fakta yang ada.

Dikala ini linguistik sudah hadapi 3 sesi diatas, sampai dikala ini linguistik telah dapat dikatakan selaku aktivitas ilmiah. Dalam linguistik sangat mementingkan data empiris dan saat pelaksanaanya tidak boleh campuri dengan keyakian penulis.

Linguistik merupakan emperis, dalam pelaksanaanya memudahkan untuk mencari kaidah-kaidah pada objek yang ditelitinya. Karena itu linguistik sering disebut ilmu nomotetik Linguistik tidak sempat menyudahi pada satu titik kesimpulan, namun hendak terus menyempurnakan kesimpulan tersebut bersumber pada informasi empiris berikutnya.

Baca Juga: Mengenal Dakwah Islam: Pengertian, Cara dan Praktek Berdakwah Sehari-hari

Manfaat Ilmu Linguistik

Linguistik akan membagikan guna pada mereka yang sudah menjalankan dalam aktivitas yang berhubungan aspek bahasa, misalnya linguis itu sendiri, guru bahasa, penerjemah novel, penyusun kamus, petugas penerangan, para Linguistik tidak sempat menyudahi pada satu titik kesimpulan, namun hendak terus menyempurnakan kesimpulan tersebut bersumber pada informasi empiris berikutnya.

Guna Ilmu Linguistik Linguistik akan membagikan arti pada mereka yang sudah berkecimpung dalam aktivitas yang berhubungan dengan bahasa, misalnya linguis itu sendiri, guru bahasa, penerjemah penataan novel pelajaran, penyusun kamus, petugas penerangan, parajurnalis, politikus, diplomat dan sebagainya.

Untuk linguis sendiri, pengetahuan yang berasa dari linguistik hendak memudahkan dalam menuntaskan serta melakukan tugasnya. Teruntuk seorang peneliti, dengan adanya linguistik akan memudahkannya dalam memahami karya sastra yang baik, sebab bahasa akan menjadi objek penelitian linguistik sebagai pelahiran karya sastra.

Bagi seorang guru, terutama guru bahasa, pengetahuan linguistik sangat diperlukan. Mulai dari subdisiplin fonologi, morfologi, sintaksis, semantic, leksikolgi hingga dengan pengetahuan ikatan bahasa dengan kemasyarakatan serta budaya. Ketika seorang mereka memiliki pengtahuan linguistik maka mereka lebih mudah dalam menyampaikannya.

Dalam mempelajari ilmu linguistik juga memberi manfaat bagi penulis buku pelajaran. Hadirnya ilmu linguistic akan membantu dalam proses penyusunan dam buku. Disini seorang pengarang buku akan dapat mudah memahami bahasa.

Manfaat linguistik bagi seorang politikus, ialah sebagai aktivis yang harus memperjuangkan ideologi dan konsep-konsep kenegaraan atau pemerintahan, secara lisan dia harus menguasai bahasa dengan baik.

Kemudian ketika politikus tersebut akan menguasai masalah linguistik dan sosiolinguistik, khususnya, dalam kaitannya dengan kemasyarakatan,

hingga pasti ia hendak bisa meredam serta menuntaskan gejolak sosial yang terjalin dalam publik akibat dari perbandingan serta pertentangan bahasa.*** (Azizah)

Editor: Dani Saputra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x