Profil Herawati Diah, Jurnalis Pelopor Indonesia dan Perempuan Pertama yang Menempuh Pendidikan di Amerika

14 April 2022, 08:11 WIB
Siti Latifah Herawati Diah merupakan jurnalis pelopor di Indonesia kelahiran Belitung pada 3 April 1917. /

 

TRRENGGALEKPEDIA.COM - Lahir dan dibesarkan di Belitung, Siti Latifah Herawati Diah merupakan sosok yang aktif hingga masa tuanya. 

Siti Latifah pada tanggal 3 April 1917 dari pasangan Siti Latifah dan Dr. Latip yang merupakan seorang dokter, Herawati hidup dikelilingi oleh orang-orang yang hebat.

Lahir di keluarga dan lingkungan terdidik, Herawati memiliki kesempatan untuk terus mengasah kecerdasannya dengan mengenyam pendidikan tinggi.

Herawati adalah perempuan pertama yang menjejakkan kakinya di tanah Amerika, bukan hanya untuk sekedar mencoba peruntungan namun membuktikan bahwa perempuan Indonesia berhasil mendapatkan ijazah dari perguruan tinggi di Amerika.

Sebelum berangkat ke Amerika, Hera (sapaan akrab untuknya kala itu) terlebih dahulu pergi ke Jepang untuk melanjutkan sekolah di American High School selama dua tahun Kemudian, Herawati meneruskan pendidikan di Amerika.

Ia menempuh pendidikan sosiologi dan ilmu jurnalistik di Barnard College yang berasosiasi dengan Universitas Columbia, New York.

Melalui pendidikannya inilah Herawati sangat mencintai profesi wartawan, sebagai profesi yang berwibawa dan punya wawasan yang luas. 

Tidak hanya pada bidang pendidikannya saja. Herawati adalah orang pertama yang menerjenamahkan UUD 45 ke dalam bahasa Inggris, untuk mengenalkan kontitusi Indonesia yang baru merdeka.

Dialah perempuan pertama yang memimpin koran berbahasa Inggris pertama di Indonesia yakni The Indonesian Observer. 

Herawati memiliki peran yang penting dalam perkembangan dan perjalanan pers di Indonesia.

Bersama dengan B.M Diah mengelola koran Merdeka dan menerbitkan Indonesian Observer dan mendirikan majalah Keluarga yang banyak memberikan inspirasi tidak hanya untuk kaum wanita tetapi seluruh Indonesia.

Sekaligus pelopor munculnya majalah perempuan di Indonesia setelah Indonesia merdeka. 

Lewat majalah dan koran tersebut, Herawati Diah memiliki peran dalam memberikan ilmu yang didapatkan ketika bersekolah di Amerika untuk mendidik para wartawan yang berkerja di koran Merdeka, Indonesian Observer, maupun majalah Keluarga.

Herawati Diah berhasil membuat dua karya, di antaranya ialah Kembara Tiada Berakhir: Herawati Diah Berkisah pada tahun 1993 dan An Endless Journey (Reflection of an Indonesian Journalist) pada tahun 2005. 

Selepas pensiun dari dunia jurnalis, Herawati Diah tetap menunjukkan sumbangsih dan juga dedikasinya untuk bangsa Indonesia.

Pada usianya yang memasuki 89 tahun Herawati Diah mendirikan Lingkar Budaya Indonesia dan pada usia 97 tahun masih mencita-citakan berdirinya kementrian kebudayaan yang berdiri sendiri dalam mengurus berbagai kebudayaan Indonesia.***

Editor: Rendi Mahendra

Tags

Terkini

Terpopuler