Boris Johnson Tolak Menyerahkan Kekuasaannya Meski Mengalami Krisis Kepercayaan

7 Juli 2022, 19:41 WIB
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson saat Dua Menterinya Mundur /Muhammad Basir-Cyio/Elizabeth Piper, Alistair Smout & Andrew Macaskill/Reuters

TRENGGALEKPEDIA.COM – Boris Johnson sedang mencapai puncak krisis kepercayaan publik, hal tersebut diperlihatkan secara langsung oleh menteri dan sejumlah pejabat parlemen lainnya.

Dalam waktu kurang dari 24 jam, sebanyak 32 anggota parlemen Inggris, termasuk Menteri Keuangan, Rishi Sunak dan Menteri Kesehatan, Sajid Javid, telah meninggalkan pemerintahan Perdana Menteri, dan lebih dari 40 pejabat menyatakan diri untuk mundur.

Menanggapi dirinya ditinggalkan para pembantu-pembantunya, Boris Johnson mengaku dirinya masih tetap tenang.

Baca Juga: Banjir Australia Makin Parah, 50.000 Warga Diminta Mengungsi

Boris Johnson yakin jika hal itu tidak akan menggoyang pemerintahannya. Boris Johnson dengan percaya diri mengatakan yang bisa menurunkannya hanya pelaksanaan pemilu.

Boris Johnson kemudian menegaskan, jika negara punya aturan yang harus disepakati.

Pada Rabu, 6 Juli 2022, Boris Johnson mengatakan bahwa dia tidak akan mengundurkan diri dari jabatannya. Untuk saat ini bahwa hal terakhir yang dibutuhkan negara adalah pemilihan nasional.

"Saya tidak akan mundur. Dan hal terakhir yang dibutuhkan negara ini, sejujurnya adalah pemilihan umum," kata Boris Johnson kepada komite parlemen ketika diminta untuk mengkonfirmasi bahwa ia akan berusaha untuk mengadakan pemilihan daripada mengundurkan diri lantaran kehilangan mosi percaya.

Namun baru-baru ini, seorang jaksa wilayah Inggris dan Wales, Suella Braverman menantang Boris Johnson untuk bersaing dalam pemilu partai.

Baca Juga: Blackburn Rovers Izinkan Umat Muslim Sholat Idul Adha di Stadion Ewood Park

"Saya pikir inilah saatnya bagi perdana menteri untuk mengundurkan diri," kata Braverman dalam pernyataan kepada media elektronik setempat.

"Jika ada pemilihan pemimpin (partai), saya akan mengikutinya," katanya menegaskan.

Sementara itu, laporan pengunduran diri massal dari internal kabinet yang dipimpin Boris Johnson itu, dimulai dari Menteri Kesehatan Rishi Sunak dan Menteri Kesehatan Sajid Javid.

"Pada titik tertentu, kita harus memutuskan untuk berhenti. Saya yakin titik itu adalah sekarang," kata Sajid Javid dalam pidato terakhir sebagai Menteri Kesehatan.***

Editor: Okpriabdhu Mahtinu

Tags

Terkini

Terpopuler