Network
TRENGGALEKPEDIA.COM - Kadhiri atau lebih dikenal dengan Kediri, merupakan wilayah di antara Gunung Wilis dan Gunung Kelud yang terbagi menjadi dua wilayah yakni Kabupaten Kediri dan Kota Kediri. Tepat hari ini, 25 Maret 2021 kabupaten Kediri memperingati hari jadinya yang ke-1217.
Berbeda dengan 2 tahun sebelumnya, berbagai kegiatan dilakukan demi menyambut hari jadi Kabupaten Kediri. Pada tahun ini, Kabupaten Kediri memperingatinya dengan mengadakan upacara Hari Jadi Kabupaten Kediri di Halaman Pemkab Kediri pada pagi harinya dan dilanjut dengan pagelaran waang krucil dengan lakon "Ruwat Negari Bhumi Panji" di Pendopo Kabupaten Kediri dan dapat disaksikan secara virtual.
Sebelumnya, pada 24 Maret 2021, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana bersama Wakil Bupati Dewi Mariya Ulfa menyempatkan berziarah ke makam bupati-bupati Kediri terdahulu yang dimakamkan di area makam Setono Gedong, Kota Kediri.
Baca Juga: Ayo Daftar CPNS 2021 Dibuka April, Ini Contoh Soal Seleksi CPNS yang Sering Muncul
Mengutip dari buku Profil Kebudayaan Kediri Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, sejak pertama kali ditetapkan oleh Usri Sastradiredja Bupati melalui Surat Keputusan Bupati pada 22 Januari 1985 tentang hari jadi kabupaten Kediri. Dalam Pasal 1 berbunyi 'Tanggal 25 Maret 804 Masehi ditetapkan menjadi Hari Jadi Kabupaten Kediri'.
Tanggal tersebut mengacu dari Prasasti Harinjing oleh M.M Sukarto Kartoatmojo seorang Dosen Epigrafi dan Guru Besar Arkeologi Universitas Gajah Mada yang menyebutkan nama 'Kadhiri' pertama kali pada 25 Maret 804 Masehi. Menurutnya, hal itu paling tepat diambil sebagai Hari Jadi Kediri.
Prasasti Harinjing berisi tentang tokoh Bhagawan yang bernama Bhari, yang telah berhasil membangun tanggul (dawuhan) serta sungai buatan di wilayah Harinjing saat itu. Pada 25 Maret 804 Masehi itulah para pejabat kerajaan menyaksikan peresmian tanggul tersebut berhasil bekerja dengan baik.
Pembangunan tanggul (dawuhan) dan sungai yang sekarang disebut Sungai Serinjing merupakan buah dari usaha masyarakat bersama Bhagawanta Bhari sebagai upaya menanggulangi banjir. Selain itu, masyarakat disekitar aliran sungai juga dapat menggunakan air dari sungai tersebut sebagai irigasi sawah maupun keperluan lainnya.
