Tujuan utama kegiatan ini diadakan selain untuk menambah keilmuan tentang Islam, juga untuk memperkenalkan kitab kuning dan penulisan makna pegon pada masyarakat sambil mengkaji kitab tersebut. Supaya bisa menjadi media memperdalam agama bagi masyarakat umum.
“Saya sangat merekomendasikan kegiatan ngaji pasan seperti ini dimasifkan di setiap Ranting IPNU dan IPPNU, supaya kaum pelajar yang tidak mengenyam pendidikan pondok pesantren juga bisa ikut belajar bersama, minimal dikenalkan dengan kitab kuning dan penulisan makna pegon,” imbuh Zawawi.
Baca Juga: Mempererat Hubungan dengan Sesama, Masyarakat Relawan Indonesia atau MRI Ponorogo Berbagi Takjil
Kegiatan ini sangat membantu masyarakat dalam memperdalam keilmuan agama. Terutama masyarakat yang tidak berkesempatan menyekolahkan anaknya di pesantren karena adanya kendala yang menghalangi.
Dengan demikian kegiatan pengajian untuk umum seperti ini dapat menjadi pelantara keilmuan Islam yang lebih mendalam kepada masyarakat yang notabenenya non pesantren.
Pihak Pengurus Ranting IPNU dan IPPNU Babadan juga mengunggah video pengajiannya ke media sosial, sehinga peserta yang berhalangan hadir masih bisa mengikuti siaran ulang.
Selain itu penggunaan media sosial ini juga membuat pengajian bisa diakses pihak luar sehingga memperluas jangkauan pengajian kitab.*** (Mohammad Arifuddin Bastomi)