Network
TrenggalekPedia - Di balik kehidupan sehari-hari kota Surabaya yang gemerlap dan sibuk, terdapat sebuah tempat yang menjadi saksi bisu akan perjuangan melawan penyakit mematikan: Museum Kanker Indonesia.
Terletak di Jalan Kayoon 16-18, museum ini adalah yang pertama dari jenisnya di Indonesia, bahkan satu-satunya di dunia.
Museum ini bukan hanya sekadar tempat penyimpanan koleksi artefak dan alat kesehatan seputar kanker, namun juga sebuah gudang pengetahuan dan kesaksian akan penderitaan yang dihadapi oleh mereka yang terkena penyakit ini.
Dari luar, museum ini mungkin hanya terlihat sebagai bangunan biasa di tengah kota, namun di dalamnya tersimpan sejarah panjang perjuangan melawan kanker.
Yayasan Wisnuwardhana, yang berdiri pada tanggal 30 Oktober 1969, adalah embrio dari apa yang kemudian menjadi Museum Kanker Indonesia.
Sejak itulah, langkah awal telah diletakkan dalam upaya penyuluhan, pencegahan, dan pengobatan kanker di Indonesia.
Gedung Yayasan Kanker Wisnuwardhana, yang diresmikan pada tahun 1974, menjadi awal dari perjalanan panjang menuju pemahaman yang lebih baik tentang penyakit ini.
Perjalanan menuju museum kanker dimulai pada tahun 2013, ketika Pembina Yayasan Kanker Wisnuwardhana, dr. Ananto Sidohutomo, memutuskan untuk mengubah gedung tersebut menjadi sebuah museum.
Koleksi pribadi milik dr. Ananto dan istrinya, dr. Etty, bersama sumbangan dari berbagai dokter dan pasien kanker, menjadi inti dari apa yang sekarang kita kenal sebagai Museum Kanker Indonesia.
