Tanggal 19 Oktober Mengenang Tragedi Bintaro Kecalakaan Kereta Api Terburuk, Simak Kronologinya

18 Oktober 2021, 22:58 WIB
Tragedi Bintaro kecelakaan kereta api paling fatal sepanjang sejarah /Tangkapan layar

TRENGGALEKPEDIA.COM - Tanggal 19 Oktober 2021 memperingati hari? Jangan lupa tangga 19 Oktober ada kejadian Kecelakaan Kereta Api Bintaro 1987.

Jika mengingat sebuah sejarah kecelakaan kereta api paling tragis pasti yang teringat adalah kereta api Bintaro atau dikenal dengan Tragedi Bintaro I.

Kejadian yang selalu diingat oleh warga Indonesia ini terjadi pada tanggal 19 Oktober 1987 di daerah Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan.

Tragedi Bintaro ini termasuk musibah paling besar dan buruk dala sejarah perkertaapian Indonesia.

Dimana dalam kecelakaan ini melibatkan dua buah kereta api dan memakan banyak korban.

Yakni rangkaian kereta api Patas Merak KA 220 jurusan Tanah Abang – Merak dari Stasiun Kebayoran.

Bertabrakan dengan kereta api Lokal Rangkas KA 225 jurusan Rangkasbitung-Jakarta Kota berangkat dari Stasiun Sudimara.

Baca Juga: Pengumuman SKD CPNS 2021 Diundur, Catat Tanggal dan Cara Cek Nilai SKD di Sertifikat BKN

Tercatat ada 139 korban meninggal dunia dengan 113 teridentifikasi, dan 26 tidak teridentifikasi. Sedangkan korban yang mengalami luka-luka sebanyak 254 orang.

Lalu bagaimana kronologi Tragedi Bintaro I ini? Dilansir dari berbagai media koronologi kecelakaan kereta api Bintaro ini terdapat dua versi.

Yakni kronologi yang diketahui dari masinis kereta api dan versi PJKA.

Menurut versi PJKA dijelaskan jika saat itu KA 225 dijadwalkan tiba di Stasiun Sudimara pukul 06.40 utuk bersilang dengan KA 220 pukul 06.49.

Di Stasiun Sudimara memiliki 3 jalur kereta api yang saat itu penuh semua termasuk KA 225.

Karena Stasiun Sudimara tidak dapat menerima persilangan kereta api, maka KA 225 harus melanjtukan perjalanan ke Stasiun selanjutnya yakni Stasiun Kebayoran.

Namun ada beberapa peraturan dari dinas untuk Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) Sudimara yang harus dilakukan.

Yakni meminta izin kepada PPKA Kebayoran dan mengirim surat Pemindahan Tempat Persilangan (PTP) yang diserahkan ke masinis dan kondektur KA 225.

Dari peraturan yang seharusnya wajib dilakukan sesuai prosedur, namun surat PTP itu diserahkan tanpa sepengetahuan PPKA Kebayoran.

Karena sudah terlanjur diserahkan ke yang bersangkutan, PPKA Sudimara bergegas menelepon PPKA Kebayoran untuk pindah tempat persilangan.

Saat itu PPKA Kebayoran beganti tugas dari shift malam ke ke shift pagi. PPKA sebelumnya memberi tahu ke PPKA shift pagi bahwa KA 251, 225, dan 1035 belum tiba.

Sedangkan KA 251 sedang melaju ke arah Kebayoran untuk bersilang dengan KA 220. Begitu KA 251 tiba, PPKA meminta izin memberangkatka KA 220 ke Sudimara.

Saat itu, PPKA Sudimara mengatakan jika ada kereta api yang berangkat dari Sudimara ke Kebayoran.

Begitu komunikasi ditutup, PPKA Kebayoran justru memberangkatkan KA 220 dengan asumsi jika persilangan tetap dilakukan di Sudimara.

PPKA Kebayoran menelepon PPKA Sudimara telah memberangkatkan KA 220. PPKA Sudimara kebingungan karena PTP sudah diberikan ke masinis KA 225.

Karena miss komunikasi ini, PPKA Sudimara mengakali dengan melangsir KA 225 dari jalur 3 ke jalur 1 Stasiun Sudimara.

PPKA Sudimara menyuruh petugas untuk melangsir, dengan sigap petugas itu mengambil bendera merah dan slompret.

Namun masinis tidak dapat melihat semboyan dari petugas itu karena terhalang penumpang dan tiba-tiba kereta bergerak tanpa perintah slompret.

Karena telah berangkat, petugas melaporkan ke PPKA Sudimara, dan dengan sigap PPKA Sudimara ke Kebayoran tapi tidak bisa menghentikan kereta KA 220.

Saat itu kecelakaan pun tak dapat dihindari, masinis KA 225  melihat KA 220 yang berada satu jalur kereta api. Meski sudah menarik tuas rem, tabrakan pun terjadi.

Sementara itu, menurut masinis KA 225, Slamet Suradio yang masih selamat memberikan kesaksiannya.

Slamet membantah tudingan jika ia memberangkatkan sendiri KA 225 tanpa adanya instruksi dari PPKA.

Ia menjelaskan jika ia mengikuti instruksi dari PPKA Sudimara menggunakan PTP tersebut. Dan ia juga mengkau tidak melihat semboyan saat keberangkatan KA 225.

Itulah kronologi kecelakaan Kereta Api Bintaro 1987 atau yang dikenal dengan Tragedi Bintaro.***

Editor: Rendi Mahendra

Tags

Terkini

Terpopuler