Bupati Trenggalek Sambut Rombongan Kirab 'Kebo Bule' dalam Upacara Adat Bersih Dam Bagong

6 Juni 2024, 21:05 WIB
Ilustrasi: Bupati Trenggalek Sambut Rombongan Kirab 'Kebo Bule' dalam Upacara Adat Bersih Dam Bagong /TP//Istimewa

Trenggalek - Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, yang akrab disapa Mas Ipin, menyambut kedatangan rombongan kirab kerbau yang akan disembelih dalam prosesi upacara adat bersih Dam Bagong di Kelurahan Ngantru, Kecamatan Trenggalek, pada Kamis (6/6/2024). Acara ini merupakan bagian dari tradisi tahunan yang sangat dinanti oleh warga setempat.

Rombongan kirab 'Kebo Bule', yang berarti kerbau putih, memulai perjalanan mereka dari Makam Nyi Roro Krandon di Desa Kerjo, Kecamatan Karangan, setelah melakukan ziarah di makam tersebut.

Sesampainya di Pendopo Manggala Praja Nugraha Trenggalek, mereka disambut hangat oleh Mas Ipin.

Di pendopo, prosesi Pasrah Ubo Rampe dan Ngasah Jamasan dilakukan, yaitu membersihkan alat-alat yang akan digunakan untuk menyembelih kerbau.

Setelah prosesi ini selesai, Mas Ipin menyerahkan perlengkapan upacara kepada para sesepuh yang kemudian mengawal kerbau tersebut menuju area Setono Bagong di Kelurahan Ngantru.

Cerita legenda Mbok Roro Krandon yang memiliki gajah putih turut mewarnai acara ini.

Gajah putih yang pernah dipinjam oleh Menak Sopal, tokoh pertanian di Kabupaten Trenggalek, konon ditumbalkan untuk membuat Dam Bagong guna menghindarkan Trenggalek dari bencana banjir.

Mas Ipin mengungkapkan bahwa acara tahunan ini merupakan bentuk rasa syukur para petani atas ketersediaan air di sawah, yang memungkinkan mereka terus menanam padi.

"Jika memilih hewan yang digunakan untuk shodaqoh adalah yang terbaik, berarti keinginan untuk bersyukurnya benar-benar tinggi," ujarnya.

Kerbau yang dipilih tahun ini tampak putih bersih dan gemuk, mencerminkan niat baik dan kesungguhan masyarakat dalam bersyukur.

Nyadran Dam Bagong akan berlangsung pada Jumat (7/6/2024), dengan penyembelihan kerbau di area Dam Bagong.

Daging kerbau tersebut akan dibagikan kepada warga untuk dimasak dan dikonsumsi bersama, sementara kepala kerbau akan dilarung ke sungai dan diperebutkan warga sebagai simbol kebanggaan dan doa.

Wakil Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi), Mas Ipin, menyatakan harapannya agar acara ini membawa berkah bagi seluruh masyarakat.

"Semoga Allah SWT memberikan kelancaran rezeki bagi para sedulur tani yang ada di Ngantru dan sekitarnya yang teraliri Dam Bagong, maupun masyarakat Desa Kerjo," pungkasnya.

Tradisi ini tidak hanya memperkuat ikatan sosial dan budaya masyarakat Trenggalek, tetapi juga mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian alam dan menghormati warisan leluhur yang telah berjasa bagi kehidupan mereka saat ini.***

Editor: Dani Saputra

Tags

Terkini

Terpopuler