Begini Cara Mencegah Diri Agar Tidak Menjadi Orang Tua Toxic Bagi Anak

- 4 Juni 2022, 20:31 WIB
Putus rantai toxic, cukup berhenti di kamu jangan sampai anak-anakmu juga merasakannya, begini cara mengatasinya.
Putus rantai toxic, cukup berhenti di kamu jangan sampai anak-anakmu juga merasakannya, begini cara mengatasinya. /Pixabay

 

TRENGGALEKPEDIA.COM - Tidak ada orang tua yang Sempurna. Kita adalah manusia dan kita semua pasti pernah membuat kesalahan, termasuk orangtua kita.

Tetapi kita bisa belajar dari pengalaman masa laku dan sekeliling tentang bagaimana menjadi orang tua yang penuh cinta dan menjadi keluarga yang sehat.

Sehingga anak-anak dapat terhindari dari kerusakan secara psikologis yang bisa saja membutuhkan pemulihan dalam waktu yang panjang.

Jika kamu pernah memiliki pengalaman buruk dalam kontrol pola asuh orangtua yang toxic.

Jadikan hal itu sebagai pelajaran hidup yang penting, kemudian bingkai kembali pikiran tersebut dan jadikan panduan untuk menjadi orangtua yang bijaksana dalam memperlakukan anak-anaknya.

Ayo putus rantai toxic, cukup berhenti di kamu jangan sampai anak-anakmu juga merasakannya.

Maka dari itu lakukan Langkah dibawah ini agar kamu menjadi orang tua yang tidak toxic!

1. Jangan Biarkan Egomu Menguasai Diri

Jika bertengkar dengan anak, jangan biarkan egomu menguasai diri, terlepas apakah sebagai orangtua, kamu salah atau benar.

Cobalah untuk mengingatkan diri sendiri tentang peran sebagai orang tua.

Karena membiarkan pertengkaran berlarut-larut hanya karena ingin menang, tidak akan sehat untuk anak atau hubungan dengan mereka.

2. Jangan Terus Memberikan Kritikan

Banyak orang tua mengkritik anak-anaknya karena mereka ingin dianggap sebagai orangtua terbaik, tanpa menyadari bagaimana perasaan anak terhadap dirinya sendiri.

Jadi, penting sekali untuk berpikir sebelum memberikan kritikan kepada anak, karena anak membutuhkan orangtuanya sebagai tempat belajar.

Salah satu kebiasaan dari banyak orang tua yang toxic adalah mereka menuntut perhatian anak-anak, terutama ketika mereka sedang kesal tentang sesuatu.

Ingatkan diri, bahwa, dalam hubungan dengan anak, orangtua bukanlah pusat perhatian, dan anak tidak memiliki kedewasaan atau keterampilan untuk menjadikan orangtuanya sebagai pusat perhatian mereka.

3. Berikan Penjelasan Ketika Anak Melakukan Kesalahan

Membesarkan anak bisa sangat sulit, dan terkadang, orangtua jadi kehilangan kesabaran.

Penting untuk memberi tahu anak, bahwa orang tuanya menyesal, ingatkan mereka bahwa mereka sangat dicintai.

Jelaskan juga kepada mereka mengapa orangtuanya kehilangan kesabaran, tetapi jelaskan bahwa itu bukan karena orangtua pikir mereka adalah anak yang nakal.

Pengalaman anak dimasa kecil membuatnya menjadi siapa mereka saat ini.

Selama masa kanak-kanak, anak-anak mampu menyerap segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya.

4. Berikan Contoh yang Baik

Berikan pengalaman dan contoh yang baik pada anak. Pahami bahwa segala bentuk pelecehan dan kekerasan adalah racun bagi anak dan harus dihentikan.

Jangan membuat harga diri anak rendah atau memanipulasi pikirannya dengan tujuan untuk mengendalikan emosi anak.

Dengan segala pengalaman pengasuhan yang dialami anak, izinkan anak untuk mengingat dan mengenang orangtuanya sebagai orangtua yang sangat mencintai dirinya.

Salah satunya, dengan membiarkan dia mendengar kalimat "aku menyayangi dan mencintaimu" sambil memeluk erat tubuhnya. ***

Editor: Rendi Mahendra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah