Utusan PBB Harus Ambil Tindakan Jelas Atas Myanmar

6 Maret 2021, 15:31 WIB
Seorang biarawati menghadang polisi untuk menembaki pengunjuk rasa di Myanmar.* /Twitter/@SiobhanRobbins

TRENGGALEKPEDIA.COM— Christine Schraner Burgener utusan khusus Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Myanmar, meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan terhadap junta milter Myanmar.

Yang saat ini berkuasa setelah melakukan kekerasan terhadap pengunjuk rasa yang terus menentang pasukan keamanan dalam demonstrasi Myanmar.

Baca Juga: 'PUBG: New State' Rilis Tahun Ini, Prapendaftar Capai 5 Juta

Myanmar telah jatuh dalam kekacauan, sejak militer menggulingkan dan menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari. 

Hal tersebut memicu munculnya demo yang berakibat lebih dari 50 pengunjuk rasa telah tewas dan setidaknya 38 lainnya tewas pada hari Rabu, 3 Maret 2021.

Baca Juga: Cara Mendapatkan 3 Bantuan dari Pemerintah di Tahun 2021, BST Hingga BLT Dana Desa

Para pengunjuk rasa menuntut pembebasan Suu Kyi dan penghormatan pada pemilihan November lalu, yang telah dimenangkan partainya secara telak tetapi ditolak oleh tentara.

"Berapa banyak lagi yang bisa kita biarkan dan militer Myanmar lolos?" kata utusan Khusus Christine Schraner Burgener. 

Baca Juga: Mahfud MD Angkat Bicara Mengenai KLB Partai Demokrat, Andi Arief : Ini Keliru

Seorang juru bicara Junta Militer belum mau berkomentar tentang hal ini. 

Militer mengatakan pihaknya telah menahan diri dalam menghentikan protes, tetapi mereka tidak akan membiarkan ada yang mengancam stabilitas.

Baca Juga: Tidak Hanya Jabatan Guru, PPPK 2021 Juga Akan Membuka 15 Jabatan Lain Di luar Guru

Pada hari Sabtu, di kota selatan Dawei, pengunjuk rasa meneriakkan "Demokrasi adalah tujuan kami" dan "Revolusi harus menang". Pengunjuk rasa juga berkumpul di kota terbesar di Yangon.

Ratusan ribu orang turun ke jalan berkali-kali, bersumpah untuk melanjutkan aksi di negara yang menghabiskan hampir setengah abad di bawah kekuasaan militer. Hingga reformasi demokrasi pada tahun 2011 yang terputus oleh kudeta.

Baca Juga: Trending Tagar MoeldokoKetumPDSah, Moeldoko: Semua Lahir dari Sebuah Keyakinan

Setidaknya satu orang tewas oleh pasukan keamanan dalam protes pada hari Jumat, 5 Maret 2021. 

Seorang pejabat dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi dan keponakan remajanya juga ditikam sampai mati oleh pendukung militer, dilaporkan oleh media lokal. 

Baca Juga: Lolos Prakerja Gelombang 12? Lakukan Ini Untuk Mulai Pelatihan!

Pembunuhan pengunjuk rasa telah memicu kemarahan internasional.

"Penggunaan kekerasan terhadap rakyat Myanmar harus dihentikan sekarang," kata Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dalam sebuah tweet, menyerukan pembebasan Suu Kyi dan tahanan lainnya dan untuk pemulihan demokrasi.

Baca Juga: Pentingnya Sex Education: Tahapan Memberikan Pendidikan Seks untuk Anak-anak  

Amerika Serikat dan beberapa negara Barat lainnya telah menjatuhkan sanksi terbatas pada Junta Militer. Penyelidik Hak Asasi Manusia PBB independen di Myanmar, Thomas Andrews telah menyerukan embargo senjata global dan sanksi ekonomi yang ditargetkan.

Tetapi dalam upaya untuk menjaga persatuan dewan di Myanmar, para diplomat mengatakan sanksi tidak mungkin dipertimbangkan dalam waktu dekat karena tindakan seperti itu mungkin akan ditentang oleh China dan Rusia, yang memiliki hak veto.

Baca Juga: Begini Cara Virtual Police Tangani Perkara UU ITE

"Semua pihak harus bersikap tenang dan menahan diri," kata Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun, menurut pernyataan yang dirilis setelah pertemuan PBB.

Kami tidak ingin melihat ketidakstabilan, bahkan kekacauan di Myanmar. ***

Editor: Samsul Abidin

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler