TRENGGALEKPEDIA.COM – Doni Ahmad Ramadhani atau akrab disapa Doni mampu membangun bisnis showroom mobil bekas di Ponorogo dengan jerih susah payah.
Pemilik showroom mobil yang dinamai Prabu Motor Ponorogo ini pernah mengalami masa pahit sewaktu merantau ke luar kota.
Sebelum memiliki usaha showroom mobil Prabu Motor Ponorogo, Doni pernah mengalami titik terendah dalam hidupnya. Hal itu ia alami beberapa kali ketika ia bekerja di Malang, di jakarta bahkan ketika bekerja di Taiwan.
Baca Juga: Cerita Owner Prabu Motor Ponorogo: Terpenting Miliki Sifat Kerja Keras dan Menghargai Hal Kecil
Dilansir oleh Trenggalekpedia.com dari kanal YouTube @pecahtelur, sewaktu Doni bekerja di Malang dengan gaji yang minim, ia tidak hanya dituntut untuk bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, namun juga harus bisa menabung.
Kisah di jakarta lebih pahit daripada itu, sosok pemilik usaha showroom mobil bekas Prabu Motor Ponorogo ini pernah kesulitan untuk bisa makan. Dengan keadaan yang seperti itu, ia mengaku karakternya bisa terbentuk.
"Saya harus nabung, harus mengeluarkan biaya hidup. Namanya anak muda kadang ingin baju, ingin celana dan lain sebagainya," ujarnya.
"Saya di jakarta sampai benar-benar mau makan pun susah karena tidak punya uang. Namun dengan kejadian itu karakter saya terdidik,” imbuhnya.
Doni bekerja di Malang tidak lama, setelah itu ia memutuskan untuk melanjutkan bekerja di pusat Ibu Kota, Jakarta.
Kehidupan yang dialami Doni di pusat ibu kota juga tidak mudah, dia di sana bekerja menjual roti keliling dengan menggunakan sepeda pancal sebagai kendaraan.
Dalam berjualan pasang surut pembeli suatu hal yang wajar, itu pun dirasakan Doni ketika keliling berjualan roti. Bahkan ia pernah mau makan tidak bisa makan karena memang tidak punya uang dan itu dialaminya di depan warung makan padang.
“Saya di Jakarta pernah mau makan ndak bisa karena uang tidak punya, mau makan rotinya sendiri takutnya tidak bisa ngembaliin uangnya,” ucapnya.
Saat kejadian itu ia bermimpi suatu saat ketika menjadi orang sukses akan ke Jakarta untuk makan di Rumah Padang.
Dua tahun lalu mimpi itu sudah berhasil diwujudkan. Meskipun tidak bersama keluarga, owner Prabu Motor Ponorogo ini bersama teman-temannya sudah makan di tempat nasi padang yang sempat membuatnya terenyuh.
“Alhamdulillah cita-cita saya sudah terpenuhi,” katanya.
Setelah beberapa bulan jualan roti di Jakarta, Doni akhirnya memutuskan kerja di luar negeri. Meskipun sebenarnya oleh kedua orang tuanya dilarang namun ia tetap bersikeras untuk bisa mendapatkan modal usaha.
Akhirnya setelah bersikeras Doni pergi bekerja di Taiwan. Namun di Taiwan ia hanya 2 tahun dan terpaksa pulang karena mempunyai berbagai pertimbangan.
Pemilik showroom mobil bekas Prabu Motor Ponorogo saat itu pulang ke Indonesia dengan mengantongi uang 70 juta.
Dengan tekad bulat akhirnya ia memutuskan sebagian uangnya sebagai modal usaha berniaga mobil bekas dan sebagian lagi diibelikan pick up dan minibus.
Saat itu bisnis mobil yang dilakukannya cukup sukses, terutama pada mobil sedan. Ia pernah mengalami empat kali berturut-turut dengan setiap keuntungan 2-3 jutaan.
Namun setelah itu cobaan datang, Doni mengalami total kerugian sekitar Rp12 juta karena mobil yang dijualnya tidak laku.
“Daripada pegang mobil, tidak dipakai dan tidak ada cuannya, tidak bisa dibuat kerja akhirnya tak lepas meskipun rugi,” ungkapnya.
Setelah itu Owner Prabu Motor Ponorogo membelikan mobil lagi yang saat itu penjualannya bisa mengganti kerugian sekitar 80 persen.
Akhirnya usaha niaga mobil bekasnya ia ganti dengan usaha dengan sepeda motor.
“Makannya nama usaha Prabu Motor karena saya jualan motor saat itu,” tuturnya.
Saat ini gudang showroom mobil bekas Prabu Motor Ponorogo telah berkembang pesat hingga ada ada di berbagai tempat dan memiliki banyak mobil untuk dijual belikan.***