Kehidupan yang dialami Doni di pusat ibu kota juga tidak mudah, dia di sana bekerja menjual roti keliling dengan menggunakan sepeda pancal sebagai kendaraan.
Dalam berjualan pasang surut pembeli suatu hal yang wajar, itu pun dirasakan Doni ketika keliling berjualan roti. Bahkan ia pernah mau makan tidak bisa makan karena memang tidak punya uang dan itu dialaminya di depan warung makan padang.
“Saya di Jakarta pernah mau makan ndak bisa karena uang tidak punya, mau makan rotinya sendiri takutnya tidak bisa ngembaliin uangnya,” ucapnya.
Saat kejadian itu ia bermimpi suatu saat ketika menjadi orang sukses akan ke Jakarta untuk makan di Rumah Padang.
Dua tahun lalu mimpi itu sudah berhasil diwujudkan. Meskipun tidak bersama keluarga, owner Prabu Motor Ponorogo ini bersama teman-temannya sudah makan di tempat nasi padang yang sempat membuatnya terenyuh.
“Alhamdulillah cita-cita saya sudah terpenuhi,” katanya.
Setelah beberapa bulan jualan roti di Jakarta, Doni akhirnya memutuskan kerja di luar negeri. Meskipun sebenarnya oleh kedua orang tuanya dilarang namun ia tetap bersikeras untuk bisa mendapatkan modal usaha.
Akhirnya setelah bersikeras Doni pergi bekerja di Taiwan. Namun di Taiwan ia hanya 2 tahun dan terpaksa pulang karena mempunyai berbagai pertimbangan.
Pemilik showroom mobil bekas Prabu Motor Ponorogo saat itu pulang ke Indonesia dengan mengantongi uang 70 juta.