Uniknya Tari Kethek Ogleng Pacitan yang Tidak Kalah dengan Tari dari Daerah Lain

- 23 Mei 2022, 14:31 WIB
Kesenian Kethek Ogleng Pacitan
Kesenian Kethek Ogleng Pacitan / /

TRENGGALEKPEDIA.COM - Jika sedang membicarakan dan berkunjung ke Pacitan mungkin yang pertama kali yang terpikirkan adalah Pantai.

Pacitan memang terkenal akan keindahan laut dan pantainya, berkat tempatnya yang berada dipesisir menjadikan kota ini kaya akan pantai.

Namun selain kaya akan pantainya, Pacitan juga mempunyai tarian tradisional yang terkenal, yaitu Tari Kethek Ogleng.

Tarian Kethek Ogleng sendiri adalah sebuah tari tradisional, yang menirukan tingkah laku kethek. Kethek sendiri jika diartikan kedalam bahasa Indonesia adalah monyet.

Terian ini biasanya diiringi dengan musik dari Gamelan atau gending gancaran pancer. Kata ogling sendiri berasal dari bunyi gending gancaran pancer yang kurang lebih berbunyi “ogleng, ogleng ogleng”. Dari situlah nama kethek ogleng berasal.

Gerakan kethek ogleng juga bukanlah gerakan yang baku dan kaku, namun lebih terkesan atraktif dan akrobatik. Para penari juga bebas untuk melakukan improvisasi gerakan.

Baca Juga: Rekomendasi Destinasi Wisata Andalan di Pacitan yang Wajib Kalian Kunjungi

Berikut ini adalah kandungan cerita dalam Tari Kethek Ogleng:

Tarian kethek oglek sendiri menceritakkan mengenai Raja Janggala yang mempunyai seorang putri, yang bernama Dewi Sekartaji dan Kerajaan Kediri, yang mempunyai seorang putra yang bernama Raden Panji Asmorobangun.

Kedua insan ini saling mencintai dan mempunyai cita-cita untuk hidup bersama, sehingga membuat mereka tidak dapat terpisahkan.

Namun ketika Dewi Sekartaji mengetahui bahwasanya ia akan dijodohkan dengan pria pilihan ayahnya yang tentu saja bukan pria yang dia cintai, Dewi Sekar Taji memilih untuk meninggalkan istana.

Pada malam hari tanpa sepengetahuan sang ayah dan orang kerajaan, Dewi Sekartaji meninggalkan  istana bersama beberapa dayang menuju barat.

Di Kerajaan Kediri, Panji Asmorobangun yang mengetahui bahwa Dewi Sekartaji menghilang, memutuskan untuk pergi mencari Dewi Sekartaji.

Dalam perjalanan Panji Asmorobangun singgah di rumah pendeta, disana ia mendapat wejangan untuk pergi kearah barat, dengan menyamar menjadi kera.

Sedangkan ditempat lain ternyata Dewi Sekartaji telah menyamar menjadi Endang Rara Tompe.

Baca Juga: Wisata Pantai Klayar Pacitan, Mulai Harga Tiket Masuk, Lokasi, Rute Hingga Keindahannya

Setelah sekian lama Endang Rara Tompe menyusuri gunung, akhirnya Endang Rara Tompe yang sebenarnya adalah Dewi Sekar Taji beristirahat disuatu tempat, dan memilih untuk menetap disana.

Namun secara tidak disengaja kera yang adalah jelmaan Panji Asmorobangun juga tinggal tidak jauh dari tempat Endang Rara Tompe. Hingga pada akhirnya mereka menjadi sahabat, namun mereka tidak salilng mengetahui siapa mereka yang sebenarnya.

Sang kera yang adalah jelmaan Panji Asmorobangun, tidak mengetahui bahwa Endang Rara Rompe sebenarnya adalah Dewi Sekar Taji yang selama ini ia cari.

Begitu juga sebaliknya, Dewi Sekartaji tidak mengetahui bahwa kera yang menjadi temannya itu adalah Panji Asmorobangun yang adalah kekasihnya.

Setelah persahabatan mereka terjalin cukup kuat, akhirnya mereka memutuskan untuk membuka rahasia masing-masing dari mereka. Dan mengubah diri mereka menjadi jati diri mereka yang sebenarnya.

Perjumpaan antara Dewi Sekartaji dan Panji Asmorobangun diliputi rasa bahagia dan haru. Mereka akhirnya memutuskan untuk kembali ke Kerajaan untuk melangsungkan pernikahan*** (Galuh Rahmadhani)

Editor: Dani Saputra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x